Sebagai lembaga penjaga konstitusi, kegiatan yang diselenggarakan Mahkamah Konstitusi (MK) ternyata cukup bervariasi. Tidak hanya menangani sengketa pemilihan umum antar partai politik, atau menguji Undang-Undang yang oleh masyarakat digugat karena dianggap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara.
Secara rutin MK juga menyelenggarakan berbagai kegiatan, yang pada umumnya mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar lebih memahami Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Salah satu di antaranya, sejak 2006, setiap tahun MK menyelenggarakan lomba cerdas cermat pemahaman Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia untuk siswa tunanetra tingkat SMP.
Sejak 2006 hingga 2010, lomba ini hanya diselenggarakan untuk Jakarta dan sekitarnya; yang hanya melingkupi Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Namun, sejak tahun 2011 ini, lomba cerdas cermat ini melibatkan siswa tunanetra dari 20 propinsi; meningkat menjadi lomba tingkat nasional. Ada 36 sekolah luar biasa maupun sekolah umum yang menerima tunanetra mengirimkan peserta. Mereka berasal dari Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, NTT, Bali, serta seluruh propinsi yang ada di Pulau Jawa.
Lomba cerdas cermat ini diselenggarakan pada tanggal 27 hingga 29 Mei 2011, yang merupakan rangkaian acara peringatan hari ulang tahun MK ke delapan. Lomba dibuka oleh Ketua MK Prof. DR. Mahfud MD. Dalam sambutannya, Ketua MK antara lain mengatakan bahwa tunanetra juga memiliki hak konstitusi yang sama dengan warga negara lain yang tidak tunanetra. Mahfud juga menjelaskan contoh yang telah Tuhan berikan kepada umat manusia dalam salah satu kitab suci yaitu Al Quran. saat nabi Muhamad mengabaikan seorang tunanetra, Tuhan langsung menegurnya, dengan menurunkan surat Abasa, yang artinya Bermuka Masam.
Ini merupakan pesan yang sangat jelas kepada para pemimpin bahwa mereka tidak boleh mengabaikan rakyat yang dipimpinnya, termasuk mereka yang tunanetra.
Pada lomba kali ini, untuk kedua kalinya Juara 1 dengan hadiah sebesar 10 juta rupiah direbut oleh SLB-A Perwari Kuningan, Jawa Barat. Juara 2 dengan hadiah sebesar 9 juta dimenangkan oleh SLB Negeri 1 Pemalang Jawa Tengah.
Sedangkan, Juara 3 dengan hadiah sebesar 8 juta adalah SLB-A Payakumbuh Sumatera Barat. Yayasa Mitra Netra, sebagai partner MK dalam menyelenggarakan lomba ini, juga menghadiahkan buku negeri Lima Menara kepada ketiga finalis.
Bagi siswa tunanetra, kesempatan mengikuti lomba semacam ini sangat penting. Bukan hanya mengejar hadiah dan piala, namun juga memiliki kesempatan untuk berkompetisi, itu sesuatu yang langka. *Aria Indrawati.