Ruteng, 3 September 2013. Udara sejuk, angin perbukitan dan lapangan sekolah yang cukup luas di SLB-A Karya Murni, Ruteng, seakan menyambut kehadiran kami pagi itu. Proses simbolisasi serah terima bantuan buku Braille dan CD audio dalam rangka HUT FIFGOUP 24 tahun langsung ke lokasi salah satu dari 43 SLB-A (tunanetra) secara nasional melalui Yayasan Mitra Netra, berjalan dengan lancar. Kegiatan ini merupakan salah satu program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) FIFGROUP yg fokus pada pilar Pendidikan.
Suster Rita, Kepala Sekolah, yang sudah menjabat di SLB-A ini selama 3 tahun lamanya, mengucapkan, “Berterima kasih sekali atas bantuan yang diberikan oleh FIFGROUP. CD audio tersebut, sangat berguna bagi siswa kami. Semoga FIFGROUP sukses dalam apapun yang diusahakan dan kita semua sebagai individu bisa menjadi pelita bagi siapapun, menutup sambutannya”. SLB-A yang terlihat dikelola dengan sangat baik, bersih dan tertata rapi ini sendiri dikelola di bawah pengawasan Kongregasi Suster Santo Yosef, Medan. Para guru yang salah satunya juga tunanetra dan Pak Ilyas yang bertindak sebagai MC terlihat sangat antusias mengikuti acara yang mereka sudah tunggu-tunggu sejak dua minggu sebelumnya. Pemilihan lokasi SLB-A di Ruteng pun membuat mereka sangat tersanjung.
Ruteng, yang dulunya pernah menjadi ibukota dari Kabupaten Manggarai sebelum pecah menjadi Manggarai Barat, Timur, dan Tengah, bisa dicapai dari Jakarta melalui Denpasar dan Labuan Bajo melalui jalan udara selama 3,5 jam perjalanan, lalu lanjut menggunakan jalan darat selama kurang lebih 4 jam. Perjalanan dari Labuan Bajo ke Ruteng tidaklah mudah. Jalan turun naik, berkelok-kelok, rusak, dan bertepi jurang menemani kami. Bagi yang mudah mabuk, perut serasa dikocok-kocok dan pastinya sulit terlelap. Tetapi itu semua terbayar dengan pemandangan alam Flores yang luar biasa dan semangat untuk berbagi dengan saudara-saudara yang berkebutuhan khusus disana. Terlebih saat setengah perjalanan memasuki daerah pertanian Lembor, yang saat ini masih menjadi lumbung padi bagi masyarakat Pulau Flores, sangat hijau dan indah sekali, jauh dari polusi, tidak seperti pertanian di Karawang yang sudah terkontaminasi oleh pesatnya perkembangan industri.
Ibu Aria Indrawati, dari Yayasan Mitra Netra, yang juga ikut dalam perjalanan ini untuk memverifikasi bantuan dari FIFGROUP dan bantuan-bantuan sebelumnya dari mereka, berkata, “Bantuan-bantuan yang telah kami salurkan bagi anak-anak berkebutuhan khusus (tunanetra) ini, semoga bisa digunakan dengan baik. Tetap semangat dan jangan menyerah bagi para pengajar, demi masa depan mereka.” Beliau juga berujar di awal sambutannya, bahwa, “Saya sudah menjadi tunanetra sejak lahir, sama seperti bapak guru dan anak-anak disini. Walaupun banyak kendala dan keterbatasan, kita harus tetap semangat dan menyemangati yang lainnya. Sangat bersyukur bahwa Mitra Netra bisa terbantu dengan adanya bantuan FIFGROUP yang memiliki kesamaan visi kepedulian terhadap sesama, terutama yang anak-anak yang berkebutuhan khusus.” Sambil menikmati kopi Manggarai dan roti khas Ruteng, para peserta seremonial mendengarkan, Doni Prajudi, Sub Dept. Head Coporate EHS & Social Responsibility, mewakili management FIFGROUP, berkata, “Sangat salut dan berterima kasih kepada Yayasan Mitra Netra dan SLB ini yang bisa menerima dengan sepenuh hati bantuan dan tetap semangat dalam membantu anak-anak berkebutuhan khusus. Kegiatan ini merupakan bagian dari kepedulian FIFGROUP dalam perayaan HUT ke 24 tahun dengan tema Sidik Jari untuk Negeri pada pilar Pendidikan. Berhasilnya FIFGROUP di Ruteng dan Flores secara umum, merupakan keberhasilan bersama masyarakat, sehingga dengan kegiatan kepedulian inilah cara bersyukur kepada masyarakat.”
Muhamat Kusaini, Branch Head Maumere yang rutin dua bulan sekali berkeliling “turlap” ke 5 POSnya yang berjarak total ribuan kilometer bolak-balik, yaitu Ende, Bajawa, Ruteng, Labuan Bajo, dan Larantuka, yang juga ikut ke lokasi mengatakan secara terpisah, bahwa, “FIFGROUP semakin peduli kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama pada kesempatan kali ini menjadi manfaat bagi anak-anak berkebutuhan khusus di Ruteng. Semoga interaksi kepedulian ini bisa berlanjut.” Dengan komplit, pasukan dari POSpun ikut menyertai, Jemi Hunga, Rephead Ruteng dan Alexius Syukur Baru, Rephead Labuan Bajo, yang menemani sejak Labuan Bajo dengan OCOPnya yang berumur sebulan.
Setelah kegiatan simbolis tersebut selesai, kami semua diajak berkeliling fasilitas SLB-A, dimulai dari area perpustakaan untuk melihat CD audio hasil sumbangan FIFGROUP. Kebetulan ada 3 anak tunanetra yang sedang menggunakan fasilitas tersebut, mendengarkan CD audio dari FIFGROUP yang ternyata berisi buku cerita Harry Potter. Dengan serius dan ceria, ia menjelaskan bagaimana cara penggunaan CD Player yang memang khusus untuk tunanetra dan hanya dua unit jumlahnya yang dimiliki oleh SLB-A ini, sehingga penggunaannya bergantian untuk buku-buku khusus pelajaran.
Lanjut dari ruang tersebut, kami diajak berkeliling ke kelas-kelas, yang ternyata semua di bangunan SLB-A ini sudah didesain untuk tunanetra. Hal ini kami cermati dan ketahui setelah melihat cara Ibu Aria berjalan mengikuti alur lantai keramik di bagian tengah yang lebih kasar dan menuntun para tunanetra menemukan jalan ke ruangan-ruangan lainnya. Selain itu, pada dinding-dingding sekolah juga ada bentukan braille berupa angka dan huruf, sehingga bisa dipelajari juga oleh para siswa tunanetra. Luar Biasa …. Satu kelas hanya terdapat dua orang murid tunanetra, ini menjelaskan bagaimana sulitnya proses belajar mengajar yang harus mereka tempuh berbeda dengan yang normal, terutama bagi murid dan gurunya. Kondisi ini dibuat agar para murid bisa belajar dengan baik dan guru mengajarkan secara fokus.
Ruang terakhir yang kami lihat adalah Ruang Musik. Sebelum kami memasuki ruang terakhir tersebut, kami berfoto bersama dan saat Suster Rita mengatakan, “Setelah ini kita bernyanyi ya anak-anak…” Sontak mereka semua berteriak gembir. Terlihat keriangan masa kecil mereka yang kesemuanya di level SD kelas 1 sampai dengan 6 sama seperti anak-anak lainnya. Kami pun langsung ingin tahu, bagaimana penampilan mereka. Ruangan bernyanyi ini juga bisa menjadi ruang serbaguna bagi anak-anak berkreasi, karena cukup lapang dan terdapat organ tunggal disana yang sudah menanti. Pak Guru Musiknya yang sudah siap di organ tunggal tersebut, ternyata juga seorang tunanetra …. Deg …. perasaan takjub langsung menggelayuti perasaan kami lagi untuk kesekian kalinya. Bahkan saat penampilan lagu pertama berjudul Andai Bisa …, hati kami merasa bangga dan sekaligus terenyuh dengan lirik lagu dan semangat ceria mereka menghibur kami dengan lagu tersebut. Langsung terbersit sebuah ide untuk membantu anak-anak ini dengan merekam mereka dan menjual CD-nya untuk umum.
Judul: Andai Bisa
Andai bisa kulihat indahnya bintang
Pasti kan kuceritakan pada sang malam
Andai bisa kulihat ombak lautan
Pasti sudah kutulis sebuah nyanyian
Namun hanyalah Harapan
Itu semua indahnya Impian
Namun ku tidak menyesal
Jalani semua
Apa yang telah terjadi
Itu kehendak-Nya
Berbeda manusia
Sudahlah biasa
Harus diterima
Takdir yang kuasa
Janganlah menyesal
Tiada gunanya
Marilah berkarya
Demi Indonesia…
Di akhir acara, kami pun memberikan semangat kepada anak-anak, bahwa dengan keterbatasan yang ada mereka bisa menjadi orang-orang yang sukses seperti Ibu Aria Indrawati (sekolah sampai universitas dan berhasil mengelola Yayasan Mitra Netra) dan tentunya “Menghargai Kehidupan” seperti Motto SLB-A ini yang tertera di papan namanya …. Mungkin semangat hidup ini bisa menjadi oleh-oleh TEAM FIFGROUP yang hadir untuk bisa dibawa ke perusahaan, termasuk reportase ini.
Sebelum kembali ke Jakarta kami juga menyempatkan diri memberikan bantuan komik Safety Riding kepada SD Labuan Bajo 1 yang diterima langsung oleh Kepala Sekolahnya, Bapak Bone, dengan suka cita. Bantuan ini merupakan bagian dari kampanye tertib berlalu lintas, dimana tertib berlalu lintas menjadi sangat penting dengan meningkatnya pengguna motor di kepulauan ini.
Better Life, Better Future
Best Regards,
Corporate EHS & Social Responsibility FIFGROUP