Accessibility Tools

foto Daffa menggunakan baju seragam olahraga sekolah berwarna kuning

Ikuti Layanan Fisioterapi, Daffa Alami Perkembangan Pesat

Layanan terapi merupakan salah satu bentuk layanan terbaru yang dimiliki oleh Yayasan Mitra Netra untuk anak-anak tunanetra yang disertai disabilitas lain atau yang dikenal dengan istilah Multiple Disability with Visual Impairment (MDVI). Hadirnya layanan ini merupakan solusi yang diberikan Mitra Netra terhadap kegelisahan para orang tua yang merasa anak tunanaetranya membutuhkan pendampingan khusus karena memiliki disabilitas lain, lantas mereka pun mendatangi Mitra Netra dan “curhat” untuk mencari pemecahan persoalan tersebut.

Meskipun selama ini Yayasan Mitra Netra lebih berpengalaman memberikan pendampingan kepada penyandang tunanetra single disability, namun Mitra Netra tetap berupaya untuk membantu mencari jalan keluar atas persoalan yang dihadapi para orang tua. Dengan berpegang teguh pada visinya sebagai pengembang dan penyedia layanan bagi tunanetra, maka Mitra Netra yang berdiri sejak 1991 ini menyesuaikan diri dengan mulai menyediakan layanan terapi sejak Desember 2016.

Layanan yang diperuntukkan khusus bagi anak-anak MDVI ini berupa terapi kognitif, terapi perilaku dan terapi fisik/fisioterapi. Bekerja sama dengan psikolog ahli tumbuh kembang, Mitra Netra terus belajar dan mengupayakan layanan terapi tersebut agar anak-anak MDVI dapat meminimalkan dampak disabilitas yang mereka alami, seperti halnya penyandang tunanetra disabilitas tunggal yang selama ini telah menikmati layanan di Mitra Netra.

Baca juga: Raditya Dan Cita-Cita Menjadi Diplomat Untuk Negara-Negara Timur Tengah

Salah seorang anak MDVI yang telah merasakan keberhasilan layanan terapi ini adalah Daffa Raditya Rabbani. Daffa, demikian panggilan akrabnya, telah menunjukkan kemajuan yang sangat pesat selama mengikuti layanan terapi di Mitra Netra. Daffa merupakan peserta angkatan pertama yang mendaftarkan diri sejak awal program ini dilaksanakan.

 “Waktu itu Daffa masih umur 9 tahun dan rajin ikut terapi sampai sekarang. Kalau dilihat dari awal program terapi ini, Daffa itu yang cukup pesat perkembangannya”, Endah Tri Wahyuningsih, salah satu staf layanan terapi Mitra Netra, menjelaskan melalui sambungan telepon.

Pada saat awal terapi, anak bungsu dari 2 bersaudara ini mengalami gangguan pada fungsi gerak tubuhnya. Gangguan tersebut misalnya, transfer dari posisi duduk ke berdiri, berlutut, keseimbangan tubuh, reaksi mempertahankan diri dengan kedua kaki dan tangan serta tingkat perabaan yang kurang baik.

“waktu itu kondisi Daffa saat berjalan harus dipapah karena ada masalah fungsi gerak tubuh dan keseimbangan. Kemungkinan ini terjadi karena pada saat Daffa masih kecil, dia tidak melewati fase merangkak, tapi langsung berdiri dan merambat sehingga diperlukan stimulasi dan penguatan pada ototnya”, ujar Endah menggambarkan kondisi awal Daffa.

Setelah melewati proses observasi dan assessment, Daffa mendapatkan layanan terapi fisik atau fisioterapi setiap dua minggu sekali. Pada setiap jadwal fisioterapi, putra pasangan Muhammad Ikhwan dan Siti Nurjanah ini diberikan beberapa treatment oleh ahli fisioterapi dari Mitra netra. Hal yang pertama kali dilakukan ialah penguatan otot panggul. Tujuan penguatan otot panggul ini adalah untuk memberikan stimulasi dan melatih gerakan transfer dari duduk ke berdiri. Selain penguatan pada otot panggul, daffa juga mendapatkan terapi penguatan otot tangan dan lengannya yang berkaitan dengan keseimbangan serta kemampuan mempertahankan diri.

Baca juga: Aryani Sri Ramadhani: Perempuan Tunanetra Yang Jadi Manfaat Lewat Sejuta Peran

 “di sela-sela fisioterapi, kita-tim terapi Mitra Netra- juga melaksanakan terapi kognitif seperti orientasi dan pengenalan arah. Selain itu, kita juga sering mengajak Daffa mengobrol, biar kosa kata Daffa juga semakin banyak”, tutur Endah bersemangat.

Menurut Endah, Daffa yang lahir di bulan Desember 2007 ini dikenal cukup pendiam. Endah serta tim terapi dari Mitra Netra selalu mengajak Daffa bercakap-cakap tentang aktivitas Daffa sehari-hari. Hal ini juga diperlukan agar Daffa merasa nyaman ketika menjalani sesi terapinya. Endah menyatakan kenyamanan anak saat sesi terapi merupakan salah satu faktor penting kemajuan dari terapi itu sendiri.

Berbicara tentang faktor pendukung keberhasilan terapi yang dijalani anak MDVI, peran orang tua juga menjadi poin penting yang patut diperhatikan. Mitra Netra senantiasa menekankan bahwa kedisiplinan orang tua dalam melatih gerakan terapi di rumah, sangat penting dalam mencapai target yang telah ditetapkan bersama terapis. Jadwal dua minggu sekali yang dapat disediakan layanan terapi Mitra Netra sangat jauh dari memadai untuk kebutuhan anak-anak MDVI. Oleh karena itu, orang tua harus ikut berpartisipasi untuk melatih gerakan terapi secara disiplin di rumah untuk mengisi jeda antara jadwal dua minggu sekali tersebut.

Peran orang tua tersebut salah satunya dilakukan oleh orang tua Daffa. Menurut sang ibunda, Daffa tetap berlatih beberapa gerakan terapi seperti berjalan menggunakan sepatu koreksi dan orientasi mobilitas menggunakan tongkat di sekitar rumah. Setelah dua tahun lebih menjalani terapi dengan tekun dan disiplin, Daffa mengalami kemajuan yang sangat pesat. Orang tua Daffa pun merasa sangat bahagia.

“Alhamdulillah… saya merasa sangat bersyukur karena sekarang Daffa sudah bisa berdiri dan berjalan mandiri”, ungkap sang Ibu penuh syukur.

Baca juga: 5 Tips Mengajarkan Kemandirian Pada Anak Tunanetra

Sang Ibunda juga mengungkapkan bahwa dengan kemajuan hasil terapi Daffa,  lebih banyak harapan yang dirasakan keluarganya bagi si putra bungsu. Saat ini Daffa yang menempuh tahun kelima di SLB-A Pembina tingkat nasional ini tetap rajin mengikuti terapi, baik di Mitra Netra maupun di rumah. Selain ingin memantapkan keseimbangan dan kemampuan duduk, berlutut serta berjalan, sang ibunda juga berharap Daffa dapat mencapai target baru yang ingin dicapai berikutnya.

“target selanjutnya, semoga Daffa bisa mandiri, bisa menulis, membaca huruf braille. karena sekarang tangannya Daffa masih belum kuat, jadi masih harus terus latihan”, imbuhnya.

Perempuan yang memiliki dua anak tunanetra ini mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada layanan terapi yang diberikan Mitra Netra, serta berharap Mitra Netra semakin lebih baik dalam memberikan pendampingan dan layanannya bagi penyandang tunanetra. dengan demikian semakin banyak lagi Daffa-Daffa lain yang menikmati hasil layanan terapi serta memiliki harapan untuk hidup mandiri dan bermakna di tengah masyarakat.

*Juwita Maulida

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top