Januari 2011, tidak hanya sekedar pergantian tahun. Bagi diffa, majalah berisi informasi tentang disabilitas yang Mitra Netra lahirkan pada 28 Oktober 2010 lalu, bulan Januari 2011 adalah bulan pertama baginya benar-benar hadir di masyarakat.

Sejak 3 Januari 2011, diffa telah beredar melalui jalur distribusi majalah, sebagaimana majalah-majalah lainnya, sehingga masyarakat dapat memperolehnya dengan mudah.

Diffa juga menepati janjinya, terbit dalam dua versi, baik versi cetak maupun audio dalam satu paket, sehingga majalah ini dapat dibaca oleh semua; termasuk para tunanetra, mereka yang mengalami kesulitan membaca atau diseleksia, atau bahkan mereka yang buta aksara.

Ada cerita tentang Bandung Independent Living Center BILIC di “Retina”, ada kisah panjang menuju ratifikasi konfensi hak-hak penyandang disabilitas di Indonesia di “Pindai”, ada pula kenangan tentang kemeriahan acara launching majalah diffa mewarnai “Ragam”. Yang lebih menarik, sejak edisi perdana Januari 2011, Ibu Frieda Mangunsong, Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Bapak Dr. Asep Supena dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta siap menjawab surat-surat dari masyarakat melalui rubric Konsultasi Pendidikan dan Ruang Hati.

Si ganteng Armando, seorang anak penyandang cerebral Palsy bersama si cantik Happy Salma juga menghiasi cover diffa edisi perdana kali ini.

Diffa, Memberi Informasi, Memancarkan cahaya kebaikan, Mendorong laju kereta perubahan.

Diffa, Majalah keluarga humanis Mengajak pembacanya memahami, Bahwa disabilitas bagian dari keberagaman.

Diffa, Membangun empati social pembaca, Mendorong interaksi sosial yang lebih hangat, Demi terwujudnya semangat, Setara dalam keberagaman.

Selamat berkarya diffa, Kehadiranmu akan senantiasa dirindukan.

Leave Comment