Ketika bertemu tunanetra yang sedang berjalan sendirian di jalan, mal, atau di tempat-tempat umum lainnya, dan ingin membantunya, apa yang harus kita lakukan dan bagaimana caranya?

Pertama, sapalah dia terlebih dahulu. Caranya, sentuhlah lengan atau bahunya, agar ia tahu bahwa Anda sedang berbicara dengannya. Akan lebih baik jika Anda menyebutkan atau memperkenalkan siapa Anda. Misalnya, dengan menyebut nama Anda.

Tanyakan “Apa ada yang bisa dibantu?” atau, “Mau ke mana, bisa saya bantu?”.

Jika ia bersedia dibantu, misalnya ia mengharapkan Anda mengantarnya ke suatu tempat, yang harus Anda lakukan adalah:

Izinkan ia memegang lengan Anda. Bisa lengan kanan atau lengan kiri. Caranya, bisa dengan mengatakan “Silakan pegang lengan saya”.
Berjalanlah bersamanya menuju tempat yang ia inginkan, dengan posisi Anda berada satu langkah di depan si tunanetra.
Dengan posisi seperti ini, si tunanetra akan dapat merasakan gerak-gerik tubuh Anda jika naik atau turun tangga, berbelok ke kanan atau ke kiri.
Tetaplah berkomunikasi dengan dia, termasuk menginformasikan jika ada halangan atau rintangan yang akan dilewati.
Jika si tunanetra akan duduk, bantulah ke tempat duduk tersebut. Untuk membantu duduk, cukup dengan menyentuhkan tangan si tunanetra ke tempat duduk kursi atau sandaran kursi. Selanjutnya biarkan si tunanetra duduk sendiri.
Yang tidak boleh Anda lakukan, dan ini sering terjadi, adalah:

Memandu tunanetra dengan memegang tongkatnya. Atau, Andalah yang memegang tangan si tunanetra. Cara ini sebenarnya tidak aman atau membahayakan si tunanetra. Dengan memegang tongkatnya atau dengan Anda memegang tangan si tunanetra, ia tidak akan dapat merasakan gerak-gerik tubuh Anda. Hal ini berpotensi membuatnya menabrak atau bahkan jatuh.
Membantu tunanetra duduk dengan mendudukkan badannya ke kursi. Hal ini membuat si tunanetra merasa tidak nyaman.
Cara membantu tunanetra jika ia akan makan pada suatu acara jamuan:

Informasikan makanan apa saja yang disajikan.
Tanyakan makanan apa yang ingin ia makan.
Posisikan makanan-makanan tersebut di atas piring sesuai posisi jarum jam.
Misalnya, nasi di posisi jam 6, daging di jam 12, sayur di jam 3, dan sambal di jam 9.
Informasikan seluruh posisi makanan tersebut kepada si tunanetra.
Dengan begitu dia dapat makan dengan nyaman dan tidak akan salah dengan langsung menyuap sambal, misalnya. *Aria Indrawati.

Leave Comment