TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Pendidikan Indonesia, Prof Dr Fasli Jalal Phd menyatakan dengan kesuksesan Yayasan Mitra Netra, dan tiga orang programer Institut Teknologi Bandung, menciptakan piranti lunak pengolah kata braile MBC 5, dapat menolong para masyarakat tuna netra memenuhi kebutuhan mereka akan buku bacaan.
“Kami dari Pemerintah belum cukup mengembangkan inovasi seperti Mitra Netra, negara berhutang kepada mereka, bahkan dunia, karena dengan software ini terbuka lebar akses terhadap buku, jadi saudara kita yang memiliki keterbatasan tuna netra tidak perlu menunggu lagi untuk mendapatkan buku bacaan,” terangnya dalam konfrensi pers setelah launching software MBC 5, di Gedung Kementerian Pendidikan, Rabu (26/5/2010) siang.
Guna mendukung upaya memperluas kesempatan masyarakat penyandang tuna netra, Fasli menuturkan pihaknya sebelumnya sudah menerapkan sejumlah upaya, beserta program, walaupun ia akui hal itu belum berjalan maksimal.
“Kita sudah punya paket maupun program, dan dukungan kelembagaan, kami telah kembangkan agar 49 sekolah netra di indonesia agar dapat melayani seklah netra di sekitarnya, ataupun sekolah inklusi, ke 49 sekolah tersebut telah kami berikan blok grant, dan mesin cetak heavy duty,” paparnya.
Selain itu pihaknya juga telah melakukan upaya pelatihan guru-guru di sekolah inklusi ataupun di Sekolah Luar Biasa, yang rencananya akan terus diusahakan oleh pihaknya.
Pihaknya juga tengah mengusahakan agar Dana Alokasi Khusus, ditiap dinas pendidikan kabupaten atau kota, dan dana yang berasal dari APBD untuk melakukan pengadaan buku-buku braile, serta meyediakan kertas braile untuk proses cetak buku braile.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada hari ini Yayasan Mitra Netra meluncurkan software MBC versi 5, yang berguna untuk mengkonvert tulisan atau huruf ke dalam tulisan huruf braile.
Menurut Direktur Bina Mitra, Bambang Basuki, semangat yang melandasi pihaknya untuk menciptakan MBC versi lima adalah semangat untuk memenuhi perolehan pendidikan dan buku baca yang berkualitas kepada masyarakat tuna netra.
“Dengan software ini bisa membantu guru-guru reguler dalam mengkonvert naskah-naskah, soal-soal untuk siswa sekolah tuna netra,” tandasnya.
Penulis: samuel
Editor: johnson_simanjuntak
www.tribunnews.com/2010/05/26/fasli-negara-berhutang-kepada-yayasan-mitra-netra