Sebagai lembaga yang secara innovative terus mengambangkan layanan untuk tunanetra, menemukan dan menciptakan alat Bantu serta metode-metode baru, termasuk di dalamnya metode pembelajaran untuk bidang/subjek tertentu merupakan salah satu pusat perhatian Mitra Netra. Itu sebabnya, kegiatan penelitian dan Pengembangan merupakan salah satu program penting di Mitra Netra.

Dalam melakukan upaya untuk melahirkan karya-karya innovative ini, Mitra Netra tidak melakukannya sendirian; bermitra dengan berbagai pihak sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan adalah strategi yang ditempuh.

Sebagai hasilnya, Mitra Netra senantiasa mempersembahkan karya-karya kreatif itu kepada Negara, dengan menghibahkannya ke seluruh lembaga yang bekerja di bidang pemberdayaan tunanetra.

MBC adalah perangkat lunak yang digunakan untuk memproduksi buku Braille. Perangkat lunak ini memiliki kemampuan untuk:

  1. Mengubah dokumen teks dalam huruf latin menjadi file dalam huruf Braille secara otomatis (forward translation). Conversi ini dapat dilakukan dalam dua bentuk. Conversi grade 1, untuk tulisan penuh (full writing), dan conversi grade 2 untuk tulisan singkat (tusing) atau yang juga disebut contraction.
  2. Mengubah kembali file berformat huruf Braille menjadi dokumen teks dalam huruf latin (backward translation)
  3. Mengetik symbol Braille secara langsung dengan menggunakan fasilitas enam tombol bagian tengah pada keyboard computer, yaitu tombol A S D F J K ; fasilitas ini disebut “six-key-mode”, dan biasa digunakan untuk mengetik symbol matematika, kimia, fisika, notasi Braille, serta arab Braille.
  4. Mencetak, baik single copy maupun multi copy

Dengan diciptakannya MBC:

  1. Pembuatan buku Braille dapat dilakukan lebih cepat
  2. Mereka yang tidak memahami huruf Braille juga dapat membantu – mengambil bagian dalam proses pembuatan buku Braille, yaitu pada tahapan pengetikan ulang buku-buku yang akan dicetak menjadi buku Braille.
  3. Distribusi buku Braille dapat dilakukan dalam bentuk file secara on line, sehingga memangkas biaya pengiriman yang begitu besar. Untuk diketahui, bentuk buku Braille pada umumnya besar dan tebal, karena membutuhkan kertas lebih tebal (minimal 120 gram) dan membutuhkan space lebih banyak, karena ukuran huruf Braille yang lebih besar dan harus standar (tidak dapat diubah-ubah).
  4. Tidak lagi perlu mengimpor software serupa, sehingga dapat menghemat anggaran negara.

Pengembangan MBC oleh Mitra Netra telah menempuh perjalanan yang panjang. Berawal dari penelitian awal di tahun 1996; penelitian ini dilakukan sendiri oleh Mitra Netra, dan menghasilkan MBC versi 1 — software berbasis DOS (Disk Operating System).

Setelah diluncurkan pada tahun 1997, MBC Versi 1 kemudian disempurnakan menjadi MBC Versi 2 di tahun 1999. Pada versi 2 software ini, MBC mampu melakukan conversi grade 2 sesuai tahap pembelajaran tulisan singkat yang dilakukan di sekolah-sekolah luar biasa (SLB) untuk tunanetra.

Di tahun 2000, melalui kerja sama dengan Microsoft Indonesia, MBC versi II kembali disempurnakan sehingga dapat bekerja “under Windows” – menjadi MBC Versi 3. Dan, pada tahun 2004, MBC versi 3 disempurnakan dengan fasilitas pengetikan enam tombol (six-key-mode) serta backward translation. Pengembangan ini dilakukan melalui kerja sama dengan Universitas Bina Nusantara Jakarta, yang kala itu memenangkan dana hibah penelitian dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sejak awal peluncurannya, Mitra Netra terus mendapatkan masukan dari para pengguna MBC – yaitu para produser buku Braille. Hingga saat ini, penyempurnaan masih terus dilakukan, sebagai tindak lanjut dari semua masukan yang diterima.

Usaha Mitra Netra untuk membuat agar MBC digunakan oleh seluruh produser buku Braille di Indonesia tidak selamanya berjalan mulus. Meski sejak versi pertama software ini diluncurkan, Mitra Netra telah “menghibahkannya” ke seluruh produser buku Braille – termasuk yang berada di bawah koordinasi pemerintah, tetap saja, ketika Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional di tahun 1998 melakukan kerja sama dalam bentuk “pinjaman lunak (soft loan)” dengan Pemerintah Norwegia, Departemen tersebut membeli software serupa dari Jerman dan didistribusikan ke 200 SLB untuk tunanetra di Indonesia. Sudah tentu, impor software ini dilakukan dengan harga yang tidak murah.

Software buatan Jerman ini hanya dapat bekerja di bawah system operasi Windows 98 – karena diciptakan kala itu, dan habis masa berlakunya setelah sepuluh tahun. Dengan demikian, saat ini, software tersebut tidak dapat lagi digunakan. Situaasi ini menjadi kesempatan emas bagi Mitra Netra untuk terus mempromosikan MBC – yang merupakan produk dalam negeri sendiri dan tidak dikomersiilkan.

Urgensi pengunan MBC ini menjadi lebih nyata, saat Mitra Netra mulai merintisn layanan perpustakan Braille on line www.kebi.or.id (KEBI singkatan dari Komunitas E-Braille Indonesia) di tahun 2004. KEBI merupakan sistem produksi dan distribusi buku Braille yang Mitra Netra bangun, sebagai solusi untuk mengatasi tingginya biaya yang dibutuhkan selama ini untuk memproduksi dan mendistribusikan buku Braille di Indonesia. Penjelasan lebih detail tentang KEBI dapat dibaca pada bagian “Program” dari situs ini.