Mencari informasi di internet atau browsing memang menjadi aktivitas digital yang umum dilakukan oleh tunanetra berkat kemajuan teknologi. Namun, hal itu bisa menjadi tantangan karena tunanetra harus membaca informasi secara berurutan menggunakan aplikasi pembaca layar, yang tentu memakan waktu lebih lama dibandingkan nontunanetra yang dapat langsung menyaring informasi secara visual. Meski begitu, tunanetra tetap bisa browsing dengan cepat, lho! Rahasianya terletak pada fitur aksesibilitas digital yang sering kali tidak kita sadari, yaitu fungsi semantik. Fitur ini memungkinkan tunanetra untuk menavigasi dan mengakses konten lebih efisien, baik di halaman situs web, dokumen Microsoft Word, maupun platform lainnya. Penasaran bagaimana fungsi semantik bekerja? Simak penjelasannya di artikel berikut!
Apa itu Fungsi Semantik?
Fungsi semantik adalah cara untuk memberi makna lebih pada elemen-elemen dalam sebuah dokumen atau situs web agar bisa lebih mudah dibaca dan dipahami oleh aplikasi pembaca layar. Dengan menggunakan fungsi semantik yang baik, informasi disajikan dalam bentuk yang terorganisir dengan jelas. Hal ini memudahkan aplikasi pembaca layar untuk menyampaikan informasi dengan cara yang lebih efisien dan terstruktur.
Bayangkan saja kamu sedang mengunjungi sebuah situs web tanpa struktur yang jelas. Untuk mencari informasi, pengguna aplikasi pembaca layar harus membaca seluruh konten, mulai dari bagian atas hingga bawah, termasuk iklan, menu, dan elemen-elemen lainnya. Itu tentu membutuhkan waktu lebih lama. Namun, jika situs tersebut memiliki fungsi semantik yang baik, pengguna aplikasi pembaca layar bisa lebih cepat mengetahui bagian mana yang penting dan langsung menuju informasi yang dibutuhkan.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan fungsi semantik yang sering digunakan pada situs web dan dokumen, yang sangat membantu tunanetra dalam melakukan browsing.
1. Struktur Heading
Struktur heading yang teratur dan jelas mempermudah pengguna aplikasi pembaca layar dalam mengidentifikasi bagian-bagian penting dari sebuah halaman. Dalam sebuah artikel atau situs web, menggunakan heading dengan baik—seperti H1 untuk judul utama, H2 untuk subjudul, dan seterusnya—dapat membantu pengguna aplikasi pembaca layar untuk segera mengetahui topik-topik utama dan subtopik tanpa harus membaca seluruh isi halaman.
Tunanetra pengguna pembaca layar dapat dengan mudah melompat antar struktur heading menggunakan pintasan keyboard tertentu. Untuk melompat antar heading, mereka cukup menekan huruf ‘H’. Jika mereka ingin melompat ke heading dengan level tertentu, misalnya heading level 1, mereka tinggal menekan angka ‘1’, untuk heading level 2 menekan angka ‘2’, dan seterusnya. Fitur pintasan ini memungkinkan tunanetra untuk menavigasi halaman dengan lebih cepat dan efisien, tanpa perlu membaca setiap baris informasi secara berurutan. Dengan adanya struktur heading yang tepat, tunanetra dapat langsung melompat ke bagian yang mereka minati, seperti mencari subjudul terkait atau bagian penting dari informasi yang mereka cari.
2. Elemen Tabel yang Terstruktur dengan Benar
Tabel yang terstruktur dengan baik juga merupakan bagian penting dari fungsi semantik. Pengguna aplikasi pembaca layar dapat membaca isi tabel dengan mudah jika tabel tersebut menggunakan elemen yang benar, seperti <table>, <thead>, <tbody>, dan <th>. Tabel yang tidak menggunakan elemen semantik ini akan membuat tunanetra penguna aplikasi pembaca layar kesulitan dalam mengidentifikasi data yang tersaji pada tabel.
Misalnya, ketika tunanetra mencari informasi dalam bentuk tabel harga atau statistik, dengan penggunaan elemen semantik yang tepat, mereka dapat dengan mudah memahami informasi yang ada dalam tabel tersebut tanpa harus kesulitan membaca baris per baris.
3. Formulir Yang Aksesibel.
Formulir atau isian daring juga dapat diakses lebih mudah dengan fungsi semantik. Formulir yang dirancang dengan baik dan disertai dengan label yang jelas membuat pembaca layar dapat mengetahui setiap field atau kolom yang perlu diisi. Misalnya, pada kolom nama, alamat, atau email, aplikasi pembaca layar dapat memberitahukan pengguna tunanetra tentang jenis informasi yang harus diisi.
Dengan pengaturan semantik yang tepat, pengguna tunanetra dapat dengan mudah mengisi formulir tersebut. Untuk mempermudah navigasi dalam mengakses formulir daring, tunanetra yang menggunakan aplikasi pembaca layar dapat memanfaatkan pintasan keyboard. Misalnya, mereka dapat menekan huruf ‘f’ untuk langsung menuju formulir atau menekan huruf ‘e’ jika ada kotak edit di dalam formulir tersebut. Setelah itu, mereka cukup menekan spasi untuk mulai mengisi data yang diperlukan.
4. Alternatif Teks (Alt Text) untuk Gambar
Penerapan alternatif teks (alt text) pada gambar adalah hal yang sangat penting untuk memastikan bahwa gambar-gambar yang ada di halaman web dapat dipahami oleh pengguna tunanetra. Ketika pengguna aplikasi pembaca layar menjumpai gambar, alternatif teks akan menggambarkan gambar tersebut dengan cara yang jelas. Sebagai contoh, gambar produk bisa diberi alt text yang menjelaskan apa yang terlihat dalam gambar tersebut, sehingga pengguna tunanetra bisa memahami gambar itu meskipun mereka tidak dapat melihatnya.
Alt text sangat membantu pengguna tunanetra saat menelusuri gambar di situs belanja daring atau galeri foto, karena mereka bisa mengetahui produk atau objek melalui deskripsi teks yang disediakan. Fitur alt text ini kini juga banyak digunakan oleh warganet, terutama di media sosial seperti Facebook, Instagram, atau X (dulu dikenal sebagai Twitter).
Fungsi semantik inilah yang menjadi rahasia di balik kemampuan pengguna tunanetra untuk melakukan browsing dengan cepat dan efisien. Dengan struktur yang terorganisir dan elemen-elemen semantik yang disematkan dengan baik pada situs web atau dokumen, aplikasi pembaca layar dapat dengan mudah memandu mereka menuju informasi yang dibutuhkan tanpa harus melewati tumpukan data yang membingungkan. Sementara bagi para pengembang web atau penyedia konten digital, memahami dan menerapkan fungsi semantik adalah langkah penting dalam menciptakan dunia digital yang lebih inklusif dan dapat diakses oleh semua kalangan.
*Juwita Maulida