Tak terasa, majalah diffa yang Mitra Netra luncurkan pada 28 Oktober tahun lalu telah memasuki edisi ke sembilan. Ini semua tak lepas dari kerja keras seluruh tim, yang hingga hari ini masih setia bersama diffa. Mereka adalah orang-orang yang berdedikasi.
Ada apa di diffa edisi September?
Cover diffa edisi september menampilkan Slamet, seorang tunadaksa yang berprofesi sebagai atlet pemanjat tebing. Saat ini, Slamet sedang menyiapkan diri untuk serangkaian pemanjatan di beberapa tempat di dunia.
Seperti edisi-edisi sebelumnya, diffa selalu menyajikan informasi menarik, inspiratif, dan dapat dipakai sebagai acuan.
Retina, yang merupakan liputan utama, menyajikan informasi tentang lembaga pemberdaya penyandang disabilitas “ khususnya tunadaksa – yang tertua di Indonesia. Lembaga apa itu? Begitu juga dengan empati, menyajikan sosok yang dapat membantu membangkitkan semangat juang kita semua; hidup adalah perjuangan dan berkarya.
Jejak, menyajikan informasi perjalanan Irwan Dwi Kustanto – redaktur diffa, di sebuah lokasi wisata menarik di Jawa Timur. Bagi mereka yang suka meditasi, wajib baca artikel jejak kali ini.
FX Rudy Gunawan antara lain menulis tentang festifal seni untuk anak penyandang disabilitas tingkat nasional yang berlangsung di Makasar akhir bulan Juni lalu. Bagaimana festival tersebut? Dapat dibaca pada rubrik Tapak.
Pada rubrik konsultasi pendidikan, DR Asep Supena mengulas tentang pendidikan home schooling untuk anak berkebutuhan khusus. Sedangkan pada rubrik Ruang Hati, Prof. DR. Frieda Mangunsong, mengulas bagaimana jika orang tua anak berkebutuhan khusus terlalu mendominasi anak mereka. Apa dampaknya?
Masih banyak informasi penting dan inspiratif yang harus Anda baca. Segera dapatkan, diffa edisi September, akan beredar di toko buku pada tanggal 5 September mendatang. Cukup dengan Rp 21,500, Anda akan tercerahkan, khususnya akan persoalan disabilitas di Indonesia. Bagi yang akan berlangganan, bisa hubungi kantor pemasaran diffa di: redaksidiffa@gmail.com, atau di 021-44278887. *Aria Indrawati