Namanya Denny, pria muda bergelar sarjana hukum asal Surabaya ini baru mengalami kebutaan tiga tahun terakhir karena glaukoma. Sempat tinggal saja di rumah karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Setelah mendengar informasi tentang Mitra Netra, lembaga yang antara lain menyediakan pelatihan-pelatihan untuk kemandirian tunanetra, ia pun lalu datang ke Jakarta, dan mengikuti pelatihan-pelatihan serta kegiatan-kegiatan lain yang berguna untuk kemandirian hidupnya kemudian.
Kini penampilan Denny telah berbeda, setelah hampir satu tahun menjalani rehabilitasi serta mengikuti pelatihan dan kegiatan untuk kemandirian hidupnya. Dia tampak lebih percaya diri dan optimis. Tak hanya itu, Denny adalah satu dari 10 orang tunanetra, yang terhitung mulai awal bulan Agustus ini bekerja sebagai tele marketing atau tele sales agent di Bank.
Adalah Permata Bank dan Standard Chartered Bank, dua perusahaan yang dalam waktu hampir bersamaan menyampaikan rencana mereka kepada Mitra Netra untuk mempekerjakan tunanetra sebagai tele marketing/tele sales agent.
Setelah melalui proses wawancara, terpilihlah 10 orang tunanetra yang dinilai memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas sebagai tele marketing/tele sales agent. Mereka semua akan mempromosikan produk-produk perbankan yang dihasilkan oleh kedua bank tersebut. Dalam bekerja, kesepuluh tunanetra itu akan menggunakan komputer, yang dilengkapi dengan fasilitas perangkat lunak pembaca layar, yang disediakan oleh kedua perusahaan yang mempekerjakan mereka.
Di samping menyediakan fasilitas kerja yang dibutuhkan, kedua bank tersebut bahkan bersedia melakukan adaptasi terhadap software aplikasi database yang mereka gunakan, sehingga dapat lebih “accessible” untuk tunanetra. Untuk keperluan ini, mereka pun berkonsultasi dengan Mitra Netra, yang memberikan masukan-masukan dari perspective tunanetra.
Era baru telah dimulai. Jika sebelumnya perusahaan mempekerjakan tunanetra sebagai operator telepon, pekerjaan yang kurang memiliki “nilai kompetisi”, kini, perusahaan telah mulai membuka pintu bagi bidang-bidang yang lebih kompetitif. Tele marketing/tele sales agent adalah ujung tombak perusahaan di bidang pemasaran produk-produk mereka. Bagi tunanetra, terbukanya kesempatan yang lebih menantang ini tentu membuat mereka lebih bersemangat menyaipkan diri.
Bagi Mitra Netra, yang secara konsisten dan berkelanjutan membangun persepsi tentang tunanetra di masyarakat, tentu menyambut gembira inisyatif kedua bank tersebut. Ini merupakan jawaban kongkrit atas pertanyaan masyarakat, termasuk keluarga-keluarga yang memiliki anak tunanetra, tentang apa yang bisa tunanetra lakukan setelah mereka menyelesaikan pendidikan. Ini juga merupakan bukti nyata, betapa pentingnya tunanetra mendapatkan haknya untuk menikmati pendidikan berkualitas, agar mereka dapat menjadi sumber daya manusia yang mampu bersaing di masyarakat.
Inisyatif mempekerjakan tunanetra di bidang yang lebih kompetitif ini memang masih datang dari perusahaan multi nasional. Mitra Netra berharap, dalam waktu yang tidak terlalu lama, hal ini juga akan diikuti oleh perusahan-perusahaan dalam negeri. *Aria Indrawati