Cara mengasuh dan mendidik anak bisa jadi memang berbeda-beda antara yang satu dengan anak lainnya. Tergantung dari kebutuhan si anak, tak terkecuali anak tunanetra. Pengalaman memiliki anak tunanetra tentu saja menimbulkan perasaan yang bermacam-macam pada orang tua dan keluarga. Umumnya salah satu sikap yang muncul pada orang tua dengan anak tunanetra adalah protektif. Saking protektifnya, tak jarang orang tua atau keluarga bersikap kuatir berlebihan dan tidak mengizinkan anak tunanetra melakukan banyak hal, bahkan ketika di rumah sekalipun. Alhasil, ketika beranjak dewasa, anak tunanetra akan menjadi individu yang tidak mandiri dan bergantung pada orang lain. Lalu bagaimana caranya agar anak tunanetra lebih mandiri dan orang tua dapat mengurangi sikap protektifnya? Intip yuk, tips mengajarkan kemandirian pada anak tunanetra berikut ini!
1. Membeiarkan Anak Tunanetra Menentukan Pilihannya
Seperti halnya pada anak-anak non-tunanetra, orang tua juga bisa mengajarkan kemandirian pada anak tunanetra dengan cara menentukan pilihan. Tanya kepada anak tunanetra, hari ini dia ingin makan telur goring atau ayam goring, pergi ke taman atau ke supermarket, dan digendong ayah atau ibu. Meskipun sepele, tapi tindakan ini bisa membentuk sikap mandiri pada anak ketika harus memutuskan dan menentukan berbagai pilihan dalam hidupnya kelak.
2. Membiarkan Anak Tunanetra melakukan Kegiatan Sendiri dengan Pengawasan
Membiarkan anak tunanetra melakukan kegiatan sendiri tanpa bantuan orang tua atau keluarga, mungkin merupakan hal yang cukup sulit dilaksanakan. Namun, daripada terus menerus membantu atau malah melakukan semua hal untuk anak tunanetra, akan lebih baik jika orang tua melakukan pengawasan dalam jarak aman. Orang tua dapat memberikan pertolongan jika anak tunanetra menyatakan butuh bantuan atau situasi mengharuskan mereka untuk dibantu. Dengan memberikan kesempatan pada mereka untuk melakukan kegiatan tertentu, bisa jadi adalah cara terbaik mengajarkan kemandirian pada anak tunanetra. Sebagai tambahan, orang tua atau keluarga dapat memberikan informasi, pengetahuan atau orientasi pada anak tunanetra, sebelum mereka memulai kegiatannya.
Baca juga: Melatih Orang Tua Memiliki Rasa Empati Pada anak Tunanetra
3. Memberikan Tugas yang Sesuai dengan Usianya
Jika usia anak tunanetra telah mampu melakukan kegiatan sehari-hari atau activity daily living (ADL), maka orang tua atau keluarga juga bisa mulai mengajarkan kemandirian melalui cara tersebut. Contoh kegiatan ADL yang bisa dilakukan dengan tahapan usia anak tunanetra, yakni merapikan tempat tidur, mencuci piring, membersihkan meja makan dan sebagainya. Orang tua dan keluarga bisa mengajak anak tunanetra melakukan kegiatan ADL dari hal yang paling sederhana terlebih dahulu sesuai dengan usia anak tunanetra. Jangan lupa katakan “tolong” saat meminta anak tunanetra melakukan kegiatan ADL ya! Karena ini juga dapat mengajarkan sikap yang baik pada anak tunanetra ketika dia membutuhkan bantuan dari orang lain.
4. Memberikan Apresiasi Saat Anak Tunanetra Berhasil Menyelesaikan Suatu Pekerjaan
Ketika anak tunanetra telah mampu melakukan banyak hal dengan mandiri, sangat dianjurkan orang tua dan keluarga memberikan apresiasi. Tidak selalu dalam bentuk hadiah atau pujian. Akan tetapi lebih pada kata “terima kasih” atau tindakan yang menunjukkan bahwa dia adalah anak tunanetra yang membanggakan. Di samping akan membuat anak tunanetra lebih percaya diri, cara ini juga akan menjadi pendorong untuk mengajarkan kemandirian pada anak tunanetra lebih lanjut.
5. Mencari Lembaga Pendampingan yang Tepat
Bagaimana pun ketika orang tua atau keluarga memiliki anak dengan kebutuhan khusus seperti penyandang tunanetra, mengajarkan kemandirian menjadi hal yang juga membutuhkan perhatian khusus pula. Tidak ada salahnya jika orang tua mencari seorang ahli atau lembaga yang dapat mendampingi dalam mengasuh serta mendidik anak tunanetranya. Dengan adanya ahli, lembaga pendampingan atau bahkan rekan sesama orang tua yang memiliki anak tunanetra, akan mampu memberikan motivasi dan support system yang dibutuhkan setiap orang tua dan keluarga dalam menciptakan ruang yang inklusi bagi anak-anaknya.
Baca juga: Layanan Konseling Mitra Netra Bantu Tunanetra Temukan Harapan
Mengajarkan kemandirian pada anak tunanetra adalah factor penting untuk membangun karakter yang kuat dan tangguh dalam menghadapi tantangan kehidupan.
*Juwita Maulida