Daftar Donatur melalui Teledonasi

Laporan Hasil Penghimpunan dan Penggunaan Dana Kampanye Teledonasi Yayasan Mitra Netra

Sebagai lembaga nirlaba yang memusatkan perhatiannya pada upaya peningkatan kualitas dan partisipasi tunanetra di bidang pendidikan dan pekerjaan, Yayasan Mitra Netra menyadari kondisi Indonesia yang masih dalam tahap penyadaran dan mendidik masyarakat tentang pentingnya pemberdayaan tunanetra bagi kemandirian mereka. Hingga kini, Mitra Netra belum dapat memungut biaya layanan (service fee) kepada tunanetra yang dilayaninya. Agar dapat menyediakan layanan bagi tunanetra, Mitra Netra melakukan berbagai upaya penghimpunan dana, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Menyadari donasi yang diberikan oleh lembaga donatur hanya dapat dilakukan dalam kurun waktu yang sangat terbatas, saat ini Mitra Netra juga mulai menggiatkan upaya penghimpunan dana dari donatur individu di dalam negeri. Salah satu upaya penghimpunan dana tersebut dilakukan dengan cara presentasi dan persuasi secara proaktif melalui telepon kepada calon donatur individu yang diberi nama Program Kampanye Teledonasi. Melalui program ini, Mitra Netra mengumpulkan donasi dari masyarakat dengan mengadakan perjanjian donasi yang disetujui oleh donatur melalui dua cara.

Pertama, menawarkan kepada calon donatur untuk berdonasi melalui proses transfer sejumlah uang ke rekening bank atas nama Yayasan Mitra Netra di:

  • Bank BCA KCP Bona Indah, Nomor Rekening: 6080342444.
  • Bank Mandiri KCP Lebak Bulus, Nomor Rekening: 1010002157913.

Dankedua, menawarkan kepada calon donatur untuk berdonasi melalui pemotongan (debit) sejumlah uang dari kartu kredit yang dimiliki secara tetap maupun tidak tetap dalam jangka waktu tertentu. Pemotongan (debit) ini dilakukan melalui proses recurring billing (pembayaran tagihan) yang dilakukan oleh Citibank; bank yang dipilih Mitra Netra untuk bekerja sama dalam program ini.

Selama periode 2022, donasi yang terkumpul dari Program Kampanye Teledonasi berjumlah Rp 2.465.812.341,00

Dari dana yang telah terhimpun di atas, Mitra Netra memanfaatkannya untuk membiayai:

  1. Layanan rehabilitasi mental dalam bentuk layanan konseling;
  2. Penyelenggaraan kursus-kursus untuk kemandirian tunanetra, yang terdiri atas: kursus komputer bicara, kursus baca-tulis Braille, kursus Abakus (sempoa), kursus orientasi dan mobilitas, Klub Bahasa Inggris, dan Klub Bahasa Jerman;
  3. Layanan pendidikan inklusif di Jakarta dan sekitarnya;
  4. Layanan untuk orang tua yang memiliki anak balita tunanetra, berupa layanan konseling dan belajar baca-tulis Braille;
  5. Layanan distribusi buku untuk tunanetra di Indonesia; dan
  6. Layanan persiapan tunanetra bekerja.

Setiap tahun, rata-rata Mitra Netra melayani kurang lebih 200 tunanetra di Jakarta dan sekitarnya.

Untuk layanan produksi dan distribusi buku, kapasitas Mitra Netra saat ini adalah:

  • Memproduksi 150 judul buku Braille yang digandakan menjadi sekurang-kurangnya 5.000 copy/volume buku Braille; dan
  • Memproduksi 300 judul buku audio digital yang digandakan menjadi 15.000 keping compact disk (CD).

Buku-buku yang diproduksi Mitra Netra didistribusikan ke 44 perpustakaan untuk tunanetra di seluruh Indonesia yang melayani lebih dari 2.000 tunanetra.

Untuk buku Braille, pendistribusian dilakukan dengan dua cara, yaitu:

  • Mendistribusikannya melalui layanan perpustakaan Braille online (biasa disebut KEBI online yang beralamat di www.kebi.or.id). KEBI singkatan dari Komunitas Elektronik Braille Indonesia. KEBI beranggotakan lembaga yang memiliki mesin cetak buku Braille. Untuk menjadi anggota KEBI, lembaga tersebut tak perlu membayar. Jika mereka membutuhkan buku Braille untuk melayani tunanetra di lembaga mereka atau di daerah tempat mereka bekerja, representatif lembaga tersebut cukup mengunduh file buku Braille yang ada di dalam perpustakaan online ini kemudian mencetak file buku tersebut dengan mesin cetak Braille (Braille embosser) yang mereka miliki.
  • Mengirimkan versi hardcopy buku Braille ke lembaga atau tunanetra yang membutuhkan.

Sedangkan distribusi buku audio digital dilakukan dengan mengirimkan CD buku audio digital tersebut ke perpustakaan untuk tunanetra yang telah menjadi partner Mitra Netra.

Berbagai layanan yang Mitra Netra selenggarakan memungkinkan tunanetra menjalani kehidupan yang mandiri, cerdas, dan bermakna. Ari, Putri, dan Awi adalah contoh tunanetra yang telah memanfaatkan berbagai layanan yang diselenggarakan Mitra Netra.

Fakhri Muhammad Rosa, biasa dipanggil Ari, adalah seorang tunanetra yang baru saja diterima di Program Studi Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia pada awal Juli 2012 ini. Ari sebelumnya bersekolah di SMA Negeri 34 Pondok Labu, Jakarta Selatan, salah satu sekolah favorit di Provinsi DKI Jakarta.

Sejak masih di bangku SLB-A Negeri Pembina Tingkat Nasional, Lebak Bulus, Jakarta Selatan dan SMP Negeri 66 Pondok Labu, Jakarta Selatan hingga menyelesaikan jenjang pendidikan SMA-nya, Ari selalu memanfaatkan berbagai layanan yang ada di Mitra Netra. Hampir setiap pulang sekolah, Ari selalu datang ke Mitra Netra untuk mengikuti layanan pendampingan belajar dan tutorial, meminjam buku di perpustakaan, kursus Abakus (sempoa), kursus komputer bicara, dan aktif di Klub Bahasa Inggris dan Jerman. Ari merasa bersyukur dan beruntung mengikuti layanan yang Mitra Netra selenggarakan hingga ia dapat memasuki jenjang pendidikan tinggi pada tahun ini.

Adapun Putri adalah alumni Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta yang menyelesaikan studinya awal tahun ini. Dara yang memiliki nama lengkap Diah Putri Rahmawati ini sekarang menjabat sebagai Bendahara Yayasan Raudlatul Makfufin, sebuah lembaga ketunanetraan yang membidangi masalah keagamaan yang berlokasi di Serpong, Tangerang Selatan. Layanan pendidikan dan kursus-kursus yang Mitra Netra selenggarakan telah membantu Putri menyelesaikan jenjang pendidikan tingginya. Saat ini, Putri masih aktif mengikuti kursus komputer bicara di Mitra Netra dengan spesialisasi program Microsoft Excel. Menurutnya, materi kursus komputer bicara yang sedang ia ikuti sangat menunjang pekerjaannya sebagai bendahara.

Sedangkan Nahrawi, biasa dipanggil Awi, adalah seorang tunanetra yang sudah berkeluarga. Menjadi tunanetra ketika sudah menjadi kepala keluarga dari seorang istri dan anak sempat membuatnya depresi. Perkenalan Awi dengan Mitra Netra pada 2009 dan berlanjut pada berbagai aktivitas layanan yang ia ikuti, mengembalikan Awi kepada sosoknya yang penuh semangat dan pantang menyerah.

Ketika masih bisa melihat, Awi menekuni pekerjaan sebagai pedagang asongan dan reparasi celana jeans (vermak levi’s), sekarang ia bekerja di Standard Chartered Bank, Jakarta sebagai telemarketer. Ini semua Awi lalui setelah mengikuti layanan konseling, kursus orientasi dan mobilitas, kursus baca-tulis Braille, kursus Abakus (sempoa), kursus komputer bicara, dan pelatihan pra-kerja yang diselenggarakan Mitra Netra. Awi sangat mensyukuri karunia Tuhan yang ia dan keluarga nikmati sekarang ini.

Ada banyak sosok tunanetra seperti Ari, Putri, dan Awi yang memanfaatkan berbagai layanan di Mitra Netra. Mereka berhak menjalani kehidupan yang berkualitas manakala dipulihkan keterbatasan yang melekat pada diri mereka akibat ketunanetraan yang dialami melalui rehabilitasi, pendidikan, dan pelatihan yang tepat, dan disertai dengan pengadaan alat bantu yang memadai serta diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta penuh dalam segala aspek kehidupan.

Mitra Netra menyampaikan terima kasih kepada semua donatur yang telah berpartisipasi mewujudkan visi Mitra Netra menjadi pengembang dan penyedia layanan guna terwujudnya kehidupan tunanetra yang mandiri, cerdas, dan bermakna dalam masyarakat yang inklusif.

Upaya penghimpunan dana akan terus dilakukan karena di negeri ini belum ada program jaminan sosial yang komprehensif dari pemerintah bagi warga negara yang memiliki kebutuhan khusus seperti tunanetra. Guna pemenuhan kebutuhan khusus tersebut diperlukan partisipasi masyarakat secara luas agar tunanetra dapat menikmati kehidupan yang lebih berkualitas, manusiawi, dan bermartabat.

Setiap tahun, laporan keuangan Mitra Netra diaudit oleh akuntan publik independen, dengan pernyataan “Wajar Tanpa Pengecualian”.

Melalui forum ini, Mitra Netra kembali mengajak masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan impian ini. Staf Mitra Netra yang bertugas sebagai Teledonation Representative (TDR) akan menghubungi setiap anggota masyarakat yang hendak berpartisipasi dalam program penghimpunan dana ini. Donasi yang diberikan akan memungkinkan Mitra Netra untuk terus mengembangkan fungsi sebagai lembaga lokomotif penggerak kemajuan tunanetra Indonesia.

Informasi lebih lanjut mengenai Program Kampanye Teledonasi dapat menghubungi:

Bagian Humas Yayasan Mitra Netra
Telepon: 021-7651386; Faksimili: 021-7655264
Kontak Personal: Aria Indrawati
Email: aria @mitranetra.or.id; aria.indrawati @gmail.com