3 buah piala di atas podium

Sebagai pemuda-pemudi bangsa, gimana sih, cara kamu memajukan Indonesia? Tentunya tiap kamu punya cara unik dan berbeda untuk melakukannya, ya! Turut serta mengikuti lomba menulis esai pada ajang perhelatan Mitra Netra Youth Festival 2023 adalah salah satu contohnya. Alasannya karena kegiatan ini mengajak para tunanetra dan masyarakat umum di seluruh pelosok Indonesia untuk berkarya dalam semangat Hari Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa 2023.

Nah, kira-kira seperti apa ya, keseruan lomba dan siapa saja pemenangnya? Biar gak penasaran, simak selengkapnya di bawah ini!

 

Peserta dan waktu penyelenggaraan

Gegap-gempita lomba dalam rangka Mitra Netra Youth Festival 2023 berlangsung sejak 11 September 2023 hingga 23 Oktober 2023. Para pemuda dan pemudi bangsa tampak antusias menjadi bagian kemeriahan gelaran kegiatan ini. Hal tersebut terlihat dari  jumlah peserta yang berpartisipasi yaitu sejumlah 26 orang. Jumlah peserta pria tampak mendominasi sebesar 62,1%, sedangkan peserta perempuan sebanyak 37,9%. Animo peserta low vision tercatat sebesar 31%, sedankgan peserta tunanetra total dan non-tunanetra masing-masing sebesar 34,5%.

Jika ditilik dari latar belakang pendidikan, tercatat peserta dari jenjang pendidikan SMA dan SMK sebesar 24,1%. Sementara peserta dengan latar belakang pendidikan S1 sebesar 62,1%, dan peserta berpendidikan S2 sejumlah 13,8%. Di sisi lain, peserta berasal dari berbagai kota di Indonesia, yaitu terbanyak berdomisili di Jakarta, sedangkan sisanya berasal dari sejumlah kota di Jawa dan Sumatra.

 

Dewan Juri

Seluruh karya esai yang diterima oleh panitia, terlebih dahulu melewati tahap penilaian oleh dewan juri yang profesional dan kompeten di bidangnya. Dalam menilai lomba menulis esai, dihadirkan tiga dewan juri yang memiliki kompetensi pada sisi kepenulisan dan dekat dengan dunia tunanetra sebagai penulis, pengajar, hingga sosok yang aktif menyerukan hak tunanetra. Ketiganya adalah:

  1. Nursalam AR

Ia adalah penerjemah, editor dan narablog (blogger). Mantan jurnalis dan penulis skenario (scriptwriter) ini juga telah menghasilkan dua buku solo yakni High Quality Jomblo (for Men) (2011) dan kumpulan cerpen Dongeng Kampung Kecil (2012). Selain aktif sebagai pembicara publik (public speaker), mantan aktivis Forum Lingkar Pena (FLP) Jakarta dan pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) ini juga kerap membagikan pengalaman dan pemikirannya di blog pribadinya www.nursalam.wordpress.com dan platform LinkedIn atau via media sosial (Instagram/Tiktok) @bungsalamofficial.

  1. Theresia Suganda

Perempuan yang kerap disapa Tere ini aktif sebagai project/campaign manager dengan lebih dari 10 tahun pengalaman di digital marketing agency, start up, media parenting online, dan social enterprise. Sebagai penulis, Theresia menerbitkan tulisan dalam proyek kumpulan cerita pendek berjudul Siluet Dalam Sketsa (Penerbit Buku Perempuan, 2013) dan Kisah Orang-Orang Scorpio (KPG, 2013). Saat ini Theresia ikut serta dalam mempromosikan aksesibilitas digital dan inklusi disabilitas di sektor digital.

  1. Yulina Trihaningsih

Sebagai penulis, ia aktif menulis cerpen, cerber, resensi buku, dan artikel ringan yang termuat di berbagai media cetak maupun daring, di antaranya Jawa Pos, Radar Bromo, Detik.com, Femina, Gadis, Kartini, Bobo, Tamanfiksi.com, Gogirl! Magazine. Cerpen dan cerbernya terpilih menjadi finalis Sayembara Cerpen Femina 2016 dan Unggulan Sayembara Cerber Femina 2016. Karyanya “Cerita dari Balik Jendela Transjakarta” menjadi Juara 1 Sayembara Cerpen Betawi Pekan Sastra Betawi 2019 yang diadakan Taman Ismail Marzuki bekerja sama dengan Dewan Kesenian Jakarta.

Cerpennya “Dinding yang Bercerita” termasuk dalam 50 cerpen terpilih kegiatan #NulisdariRumah yang diadakan Kemenparekraf RI pada tahun 2020. Pada akhir Agustus 2021, buku anak digitalnya yang berjudul “Pesan dalam Amplop” diterbitkan The Asia Foundation (Let’s Read Indonesia) yang bekerja sama dengan Yayasan Litara dan Estee Lauder Company.

Saat ini, ia aktif mengajar ekskul menulis dari jenjang PAUD sampai SMA di sebuah lembaga pendidikan. Semua karyanya yang pernah dimuat di media terdokumentasi di kisah-sepanjang-musim.blogspot.com

 

Daftar pemenang lomba menulis esai

Akhirnya, setelah melewati proses penjurian yang dilakukan, terpilihlah empat pemenang dalam lomba menulis esai. Adapun keempat pemenang yang terpilih tersebut adalah:

  1. Juara I: Destry Indra Wibawa, dengan judul esai “Dua Dimensi Interaksi dengan Teman Netra”
  2. Juara II: Dheny Marsyelina, dengan judul esai “Menulis dengan Hati: Pengalaman Sebagai Content Writer Tunanetra di Difalink”
  3. Juara III: Hisyam Ikhtiar Mulia, dengan judul esai “Dua Minggu Satu Kamar Banyak Belajar”
  4. Juara favorit: M. Reza Akbar dengan judul esai “Menjadi Terang di Dunia yang Gelap: Pengalaman Seorang Tunanetra Bekerja di Sektor Formal yang Inklusif”.

 

Wah, selamat kepada pemuda-pemudi Indonesia yang terpilih sebagai pemenang! Selanjutnya, panitia akan menghubungi para pemenang untuk pengiriman hadiah dan sertifikat. Buat kamu yang belum terpilih menjadi pemenang, jangan kecewa dan teruskan langkah dalam berkarya, ya! Apresiasi setinggi-tingginya atas semangatmu dalam menjadi bagian kemeriahan Mitra Netra Youth Festival 2023!

Jangan lewatkan kegiatan unik dan seru lainnya dengan selalu update informasi pada website dan media sosial Mitra Netra ya!

Leave Comment