Tunanetra kuliah? Di beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan lain-lain, itu bukan hal yang aneh. Lalu, di manakah kampus yang menyediakan layanan khusus untuk tunanetra? Itu masih langka.

Ada satu universitas Islam Negeri yang spesial. Ia adalah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN SUKA) Yogyakarta.

Apa yang spesial dari UIN SUKA? Sejak tahun 2007, atas inisyatif beberapa dosen program studi kesejahteraan sosial yang menempuh studi tingkat master di Kanada, UIN SUKA mulai merintis pusat studi dan layanan difabel/disabilitas (PSLD). Lembaga internal ini berfungsi menyediakan layanan khusus bagi mahasiswa disabilitas dan melakukan berbagai kajian terkait isu disabilitas. Misalnya bagaimana melakkan adaptasi metode pengajaran dan layanan untuk mahasiswa disabilitas, bagaimana mengelola sebuah pusat studi dan layanan disabilitas dengan melibatkan mahasiswa non disabilitas sebagai volunteer, dan sebagainya.

Langkah brilian UIN SUKA yang lain adalah dengan menyediakan “difabel corner (DC)” di perpustakaan universitas. DC berfungsi menyediakan alat bantu teknologi yang memungkinkan tunanetra mendapatkan kemudahan mengakses buku. Di antara kelompok disabilitas yang ada, tunanetralah yang paling mengalami kesulitan saat mengakses buku. Untuk itu, dukungan fasilitas teknologi sangat diperlukan, agar tunanetra dapat membaca buku secara mandiri.

DC terletak di salah satu sudut di bawah tangga ruang perpustakaan UIN SUKA. Di dalamnya terdapat Al qur’an dalam huruf Braille, digital talking book produksi Mitra Netra, dan alat bantu teknologi untuk memudahkan tunanetra mengakses buku, yaitu komputer bicara, scanner dan software open book yaitu software optic character recognation (OCR) yang aksessibel untuk tunanetra. Dengan ketiga piranti tersebut, tunanetra yang akan membaca buku di perpustakaan dapat membawa buku yang akan dibacanya ke DC. Di sana, tunanetra lalu memindai buku tersebut hingga menjadi dokumen dalam soft file, lalu membaca dokumen soft file buku tersebut dengan komputer bicara. Mudah bukan? Cara ini meminimalkan kebutuhan tunanetra akan pertolongan orang lain.

UIN SUKA terinspirasi oleh model yang telah Mitra Netra ciptakan sebelumnya di Library Senayan, Jakarta. Di sana, fasilitas untuk tunanetra dinamai “blind corner”.

Dengan adanya DC di perpustakaan UIN SUKA, perpustakaan ini merupakan perpustakaan universitas pertama di Indonesia yang menyediakan fasilitas khusus bagi tunanetra. Langkah brilian ini harus diikuti oleh perguruan tinggi lain. * Aria Indrawati.

Leave Comment