Mata adalah salah satu dari panca indera kita. Fungsi mata adalah untuk melihat. Dengan melihat, kita dapat mengetahui dan mempelajari apa saja yang ada di sekitar kita. Memang ada sebagian orang yang dipilih dapat menjalani kehidupan ini dengan indra penglihatan terbatas atau low vision, atau bahkan ada yang tanpa penglihatan sama sekali alias buta total. Namun, bagi mereka yang mendapatkan kesempatan memiliki indra penglihatan, hendaknya mereka menjaganya, sehingga karunia Tuhan yang satu ini dapat dimanfaatkan dengan baik dan hanya untuk hal-hal yang baik selama mungkin.

Upaya membentuk dan menjaga kesehatan mata hendaknya menjadi bagian dari gaya hidup kita sehari-hari. Pada dasarnya, upaya ini dapat dibagi menjadi tiga. Pertama, melalui asupan nutrisi yang kita konsumsi sehari-hari. Kedua, menggunakan organ penglihatan dengan baik. Dan, ketiga, melakukan upaya-upaya medis yang diperlukan, jika organ penglihatan kita mengalami gangguan, sehingga ia dapat kembali berfungsi dengan baik.

Asupan Nutrisi.

Agar mata dapat berfungsi dengan baik, ihtiar harus sudah kita mulai sejak bayi masih ada di dalam kandungan ibunya. Pada tahap ini, ibu hamil harus mengkonsumsi semua nutrisi yang diperlukan agar organ penglihatan bayinya dapat terbentuk dan tumbuh dengan baik, dan kelak juga dapat berfungsi dengan optimal. Pembentukan organ penglihatan ini Tentu saja tak dapat dilepaskan dari pembentukan organ-organ tubuh lainnya. Antara lain pembentukan otak. Otaklah yang akan mempersepsi gambar objek yang ditangkap oleh mata, khususnya retina. Dengan demikian, anjuran secara umum adalah, ibu hamil harus mengkonsumsi nutrisi seimbang, dalam jumlah yang mencukupi, baik untuk kesehatan dirinya maupun pertumbuhan bayinya.

Selanjutnya, setelah mata mulai berfungsi untuk melihat, organ penglihatan ini juga tetap harus mendapatkan nutrisi yang diperlukan, seumur hidup, agar mata tetap sehat dan terus dapat berfungsi secara optimal.

Salah satu nutrisi yang paling penting, yang harus kita asup setiap hari secara teratur untuk membentuk dan menjaga organ penglihatan kita adalah vitamin A. Vitamin A merupakan salah satu jenis vitamin larut dalam lemak. Vitamin A ini berperan penting dalam pembentukan sistem penglihatan. Vitamin ini, khususnya senyawa retinol yang dikandungnya, akan membantu mengkonversi sinyal molekul dari sinar yang diterima oleh retina, untuk menjadi suatu proyeksi gambar di Otak kita. Oleh karena itu, kekurangan vitamin A di dalam tubuh seringkali berakibat fatal pada organ penglihatan.

Istilah vitamin A seringkali merujuk pada senyawa retinol dibandingkan dengan senyawa lain, karena senyawa inilah yang paling banyak berperan aktif di dalam tubuh, termasuk dalam pembentukan serta berfungsinya organ penglihatan. Vitamin A dapat kita peroleh dari dua sumber.

Sumber pertama dari hewani, misalnya minyak ikan, susu, keju, daging sapi, hati dan beberapa jenis ikan, misalnya ikan Salmon. Vitamin A dari sumber hewani ini langsung memproduksi senyawa retinol, yang secara langsung pula dapat dimanfaatkan oleh tubuh dalam memfungsikan indra penglihatan.

Sumber kedua adalah dari nabati atau tumbuh-tumbuhan, yaitu pada buah-buahan berwarna orange hingga jingga atau merah, sayuran berwarna orange atau jingga, serta sayuran berwarna hijau, serta ubi jalar yang berwarna orange dan ungu. Vitamin A dari sumber nabati ini disebut pro vitamin, karena harus diolah terlebih dahulu oleh tubuh kita baru dapat dimanfaatkan. Dari sayur berwarna hijau serta buah berwarna orange dan jingga yang mengandung vitamin A ini, kita akan memperoleh zat penting yang disebut betakarotin. Oleh tubuh kita, betakarotin ini kemudian diubah menjadi senyawa retinol. Dan, senyawa retinol inilah yang penting untuk berfungsinya indra penglihatan. Vitamin A yang kita peroleh dari sumber nabati akan disimpan terlebih dahulu di dalam hati. Tubuh baru akan memprosesnya jika diperlukan.

Betakarotin juga berfungsi memproduksi zat anti oksidan, yang berguna untuk menangkal radikal bebas berlebihan yang ada di dalam tubuh kita. Kadar radikal bebas yang, antara lain kita dapat dari polusi udara, dapat menjadi salahs atu penyebab katarak mata. Berarti, dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung betakarotin secara teratur setiap hari, seumur hidup, kita dapat mencegah atau memperlambat timbulnya katarak mata.

Kebiasaan yang baik.

Setelah mendapatkan nutrisi yang cukup untuk berfungsinya organ penglihatan, agar mata kita dapat senantiasa sehat, kita juga harus membiasakan diri menggunakan mata dengan cara yang baik.

Kegiatan membaca harus kita lakukan di tempat dengan intensitas pencahaaan yang cukup. Kita dianjurkan membaca dalam jarak yang proporsional “ sekurang-kurangnya 30 senti, dan menggunakan huruf dalam perbesaran yang tidak menyulitkan mata kita untuk membaca.

Setelah dua jam bekerja dengan komputer atau membaca buku, beristirahatlah. Mata kita juga butuh beristirahat agar tidak kelelahan.

Secara rutin lakukan senam mata dan relaksasi mata. Senam mata dapat dilakukan dengan mengedip-ngedipkan mata, dan menggerakkan mata ke atas dan ke bawah, ke kiri dan ke kanan. Senam mata ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot mata kita. Sedangkan relaksasi mata dapat dilakukan dengan memejamkan mata sejenak, misalnya tiga hingga lima menit, untuk mengistirahatkan mata kita. Baik juga jika kita dapat secara rutin melihat tumbuh-tumbuhan atau pepohonan yang berwarna hijau. Warna hijau daun dapat menyegarkan mata kita.

Hindari kebiasaan menggosok-gosok mata dengan tangan. Di samping dapat menimbulkan iritasi atau luka pada mata, juga untuk menghindarkan mata kita dari kontaminasi bakteri yang berasald ari tangan kita.

Lindungi mata kita dari debu dan paparan sinar ultra violet. Misalnya dengan mengenakan kaca mata, termasuk kacamata berwarna gelap, atau payung, atau topi. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO, penderita katarak mata terjadi lebih banyak di daerah tropis.

Cek Kesehatan mata.

Jika kita sering mendengar ada anjuran agar kita melakukan pemeriksaan gigi setiap enam bulan sekali, atau pemeriksaan organ reproduksi rutin bagi para perempuan untuk mendeteksi adanya kelainan secara dini, dan sebagainya, mengapa tidak, kita juga melakukan pemeriksaan mata secara rutin. Dengan demikian, jika ada gangguan fungsi organ penglihatan yang mungkin tidak atau belum kita sadari, dokter mata dapat mendeteksinya lebih dini, dan jika diperlukan, melakukan tindakan medis.

Kita juga harus mewaspadai gangguan penglihatan akibat faktor genetik. Misalnya, orang tua yang mengalami glaukoma secara genetik, juga perpotensi melahirkan anak yang juga mengalami glaukoma. Jika kelainan yang diturunkan ini dapat kita deteksi lebih dini, akan dapat kita hindari terjadinya gangguan penglihatan yang berarti. Dengan melakukan deteksi dini gangguan penglihatan yang diwariskan, orang tua dapat mulai mendidik anaknya untuk lebih menjaga organ penglihatannya.

Gangguan penglihatan juga dapat terjadi sebagai dampak dari suatu penyakit. Kelebihan kadar gula dalam darah atau yang disebut diabetes misalnya, berdampak pada gangguan pada retina yang disebut retinopati diabetika. Olehkarenanya, bagi mereka yang telah terdeteksi mengalami diabetes, di samping dianjurkan untuk menjaga keseimbangan asupan gula, juga dianjurkan melakukan pemeriksaan mata guna mencegah atau mendeteksi secara dini adanya gangguan retinopati diabetika.

Kita juga perlu mewaspadai adanya kelahiran prematur pada bayi. Data menunjukkan, salah satu sebab gangguan penglihatan adalah kelahiran prematur, yang berdampak pada belum sempurnanya pembentukan organ penglihatan. Gangguan penglihatan berarti terjadi jika yang belum terbentuk sempurna adalah retina, atau yang biasa disebut Retino Of Prematurity (ROP). Olehkarenanya, sangatlah penting jika penanganan bayi prematur dilakukan secara komprehensif, termasuk pendampingan oleh dokter ahli mata. Dengan demikian, jika terjadi ROP, dapat diketahui sedini mungkin, dan jika memungkinkan dapat dilakukan tindakan medis yang diperlukan.

Memiliki tubuh yang sehat, termasuk organ penglihatan yang sehat, tak akan terjadi begitu saja. Butuh pengetahuan, upaya, investasi waktu, tenaga bahkan juga biaya. Agar masyarakat dapat mengetahui pentingnya menjaga kesehatan mata, diperlukan penyebarluasan informasi tentang hal ini, dalam berbagai bentuk, yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang miskin. Jika masyarakat miskin tak dapat mengupayakan sendiri “dengan biaya sendiri“ untuk membentuk dan menjaga organ penglihatan yang sehat, maka menjadi tugas kita semua, seluruh komponen bangsa, untuk membantu mereka. *Aria Indrawati

Leave Comment