Mendengar nama “Arif Rahman”, kita langsung mengingat sosok yang kebapakan, sosok yang kita kenal sebagai “begawan pendidikan” di Indonesia. Kehadirannya pada acara syukuran 25 tahun Mitra Netra yang diselenggarakan pada 23 Mei, di ball room gedung Mega Syariah di kawasan Kuningan Jakarta memberi arti tersendiri bagi Mitra Netra. Betapa tidak. Sambutannya singkat, namun memiliki makna yang dalam. Pak Arif telah mengajak seluruh hadirin, khususnya seluruh keluarga besar Mitra Netra untuk memaknai 25 tahun perjalanan Yayasan ini dari sudut pandang yang penuh hikmah.

Pak Arif mengajak semua yang hadir untuk tak pernah berhenti bersyukur. 25 tahun bukan perjalanan yang singkat. Kesuksessan bukan berhasil menuruni jalan yang mulus, namun, berhasil melewati jalan mendaki yang terjal. Dan itulah Mitra Netra, selama 25 tahun ini. “Bukan 25 tahunnya, namun, setiap detik yang dijalani dan dilalui, itu yang harus disyukuri dan diambil hikmahnya”, begitu salah satu kalimat yang diucapkan, disela sambutan singkat yang sangat memberi semangat. Menurut Pak Arif Rahman, Mitra Netra telah berperan penting memajukan Indonesia. “Indonesia akan maju, jika ada lebih banyak orang yang pandai bersyukur dan tak suka mengeluh”, tutur Pak Arif.

Memang tidak mudah mengelola lembaga seperti Mitra Netra. Lembaga swasta pengembang dan penyedia layanan untuk tunanetra, yang sangat dibutuhkan oleh para tunanetra, namun juga harus berjuang untuk membuat layanan yang dikembangkan dan disediakan terus berkesinambungan. Sejumlah tantangan telah dilalui, bahkan sejak Yayasan ini didirikan. Salah satu tantangan terberat adalah saat para donor dari eropa menghentikan dukungan akibat krisis ekonomi yang melanda kawasan tersebut. Dan karenanya, Mitra Netra harus melepas 13 karyawan di tahun 2011. Sebuah keputusan yang tidak mudah.

Dengan ihtiar dan doa yang tak kenal putus asa, oleh seluruh tim yang tersisa, akhirnya Mitra Netra dapat terus berkarya hingga hari ini, dan mencapai usia 25 tahun. “Jangan pernah berhenti meminta pada Allah SWT”, begitu nasehat Pak Arif. Karena Mitra Netra terus berihtiar dan berdoa, akhirnya Allah mengirimkan pertolongan melalui hamba-hambaNya yang dipilihNya sendiri, dengan caraNya sendiri.

“It’s not about winning, but it’s about fighting”, kata Pak Arif yang disambut dengan “yes!” oleh hadirin, sambil bertepuk tangan.

Perjuangan dan kesuksesan adalah “proses”, bukan hanya hasil semata. *Aria Indrawati.

Leave Comment