31 Maret, di tengah hiruk pikuk darurat COVID 19, Indonesia dikejutkan dengan wafatnya H.M. Hasan, atau yang biasa di sapa Bob Hasan. Setidaknya ada dua kalangan di luar keluarga, yang merasa sangat kehilangan dengan Wafatnya Bob Hasan. Pertama, kalangan atletik; Almarhum sudah memimpin Persatuan Atletik Selruh Indonesia (PASI) sejak tahun 70an, dan beberapa tahun terakhir bahkan telah melahirkan juara baik di tingkat regional maupun tingkat dunia.  Kedua, komunitas tunanetra; Almarhum telah membantu Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) sejak tahun 70an; Almarhum juga menjadi donatur tetap di Yayasan Mitra Netra sejak awal pendirian Yayasan ini.

Bagi Mitra Netra, Bob Hasan bukan sekedar donatur biasa; Almarhum adalah sosok yang istimewa. Betapa tidak; Di tengah ketidakpercayaan bahwa sangat penting bagi tunanetra   untuk belajar menggunakan teknologi komputer’; di tahun 1992, yaitu di tahun kedua setelah Mitra Netra didirikan, Bob Hasan membantu Mitra Netra menghadirkan aplikasi pembaca layar ke Indonesia. Karena dukungan Bob Hasan itulah, di tahun 1992 Yayasan   Mitra Netra memulai penyelenggaraan kursus komputer bicara untuk tunanetra; Pertama kali di Indonesia, dan telah berbuah manis saat ini.

Apa yang dinikmati tunanetra Indonesia yang telah mampu menggunakan teknologi komputer berawal dari Bob Hasan, yang memiliki keyakinan bahwa jika tunanetra diberdayakan melalui penggunaan teknologi, tunanetra akan dapat meraih kemajuan lebih pesat dan lebih tinggi.

“Selamat jalan Bob Hasan, semoga komitmen Almarhum dalam mendukung pemberdayaan tunanetra menjadi amal kabaikan yang bernilai di hadapan Allah SWT, dan  dapat menjadi pembuka jalan menuju pintu SyurgaNya, Amin”.

*Aria Indrawati.

Leave Comment