Enam Titik Yang Kecil,
Yang dapat dikenali hanya dengan menyentuhkan ujung jari.

Enam Titik yang luar biasa,
Yang telah membuat tunanetra melek aksara.

Enam Titik yang Fenomenal,
Yang telah menggemparkan dunia,
Karena ditemukan oleh seorang anak tunanetra remaja,
Yang telah membuat para penguasa takut kehilangan muka,
Meski pada akhirnya mereka harus menerima dengan ihlas,
Karena tak kuasa membendung buncahan semangat seorang Louis Braille.

Enam titik yang memberi cahaya,
Yang menyinari tunanetra dengan ilmu pengetahuan,
Yang membuat tunanetra berani membangun masa depan,
Bahkan bersama orang-orang yang tidak tunanetra.

Apakah enam titik itu?

Dialah huruf Braille,
Huruf berupa kombinasi enam titik-titik timbul,
Sederhana tapi sarat makna,
Telah menjadi lilin-lilin bercahaya,
Bagi orang buta sedunia.

Dan siapakah Louis Braille itu?
Seorang tunanetra belia asal Perancis,
Anak desa yang menjadi buta karena khilaf dalam bermain-main,
Namun tak mati asa hanya karena buta.

Louis Braille,
Meski harus tinggal di balik dinding-dinding yang dingin,
Yang perlahan-lahan telah menggerogoti kesehatannya,
Namun api semangatnya menggelora tak terkira,
Menggetarkan kokohnya hati,
Menyentuh lembutnya nurani.

Dengan karya agung enam titik itu,
Kini tunanetra dapat melalang buana,
Tidak hanya di jagat nyata,
Tapi juga di dunia maya.

Meski gerakan teknologi begitu membahana,
Karyamu tetap tak tergantikan.

Enam titik tak hanya berupa wujud,
Namun telah menjadi semangat, filosofi dan idiologi,
Untuk dimengerti, dipahami, dan ditapaki.

Terima kasih Louis Braille,
Hari ini empat Januari,
Umat sedunia mengenangmu kembali,
Menjadikan saat kelahiranmu sebagai monumen.

Dari seorang pengagummu,
Aria Indrawati.

Leave Comment