Buku Mimpi Sejuta Dollar

A.     Identitas buku

Judul buku : Mimpi Sejuta Dolar
Penulis : Alberthiene Endah
ISBN : 978-979-22-7481-3
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : September 2011
Tempat terbit : Jakarta
Halaman Asli : 362
Halaman pada file epub : 227
Ukuran file

 

: 326KB

B.     Sinopsis

Berawal dari krisis moneter yang mengakibatkan kerusuhan di tahun 1998, semua warga negara yang berdarah Tionghoa menjadi khawatir. Sebab tersiar berita bahwa mereka sangat rentan diserang. Salah satunya dialami oleh Merry Riana dan keluarga. Dia yang baru lulus dari SMA, berencana untuk melanjutkan pendidikkannya di universitas Trisakti. Kampus tersebut dipilihnya karena merupakan kampus favorit keluarga. Ayahnya yang kini menjadi pengusaha, pernah mengajar disana.

Di suatu malam, kedua orang tuanya menjelaskan bahwa situasi dan kondisi di Indonesia membuat mereka khawatir sehingga mereka tidak bisa mengizinkan ia kuliah di Trisakti. Sebagai gantinya, mereka menyarankan ia berkuliah di luar negeri. Nanyang Technological University dipilihkan sebagai kampus tujuan. Sebuah kampus yang berada di Singapura. Orang Tua Merry Riana memilihkannya karena kampus tersebut memiliki sistem kredit biaya pendidikkan. Pembayarannya bisa dicicil setelah mahasiswa lulus dan berkerja.  Mendengar itu Merry Riana terkejut. Dia sangat faham kondisi keluarga yang hidup sederhana. Bagaimana mereka bisa melunasi hutang biaya pendidikkannya? Selain itu mereka tidak pernah mendiskusikan rencana kuliah di luar negeri. Namun demi menenangkan hati orang tuanya, gadis itu dengan perasaan gentar menyetujui keinginan mereka.

Di Singapura, Merry harus menerima kenyataan pahit. Disana dia menyadari bahwa bekal yang ia miliki sangatlah minim. Dana yang dimiliki amat tipis dan kemamppuan berbahasa Inggris yang terbatas. Kondisi itu menuntut ia lebih dewasa dan disiplin waktu. Sebuah kondisi yang bisa saja membuat kita menyerah dalam menjalani hidup. Namun Merry tidak pernah melupakan pesan sang ibu yang mengatakan bahwa ia harus menyerahkan segala urusan dan masalahnya pada Tuhan. Pesan itulah yang selalu diingatnya dalam menjalani masa-masa sulit.

Meskipun mendapatkan pinjaman dari bank Singapura, uang tersebut tidak bisa mencukupi kebutuhan Merry Riana. Biaya bulanan yang ia terima tidak seimbang dengan pengeluarannya. Setiap bulan ia hanya mendapatkan 70$ Yang jika di rupiahkan sekitar RP700000. Nilai segitu sangatlah sedikit karena ia harus membaginya untuk membeli buku kuliah yang harganya tidak murah. Disisi lain biaya kehidupan di Singapura lebih mahal dari di Indonesia sehingga ia harus memakan mi instann setiap hari. Dia tidak ingin meminta tambahan pada orang tuanya karena khawatir akan membebani mereka. Gadis itu tahu bahwa keluarganya juga sedang menghadapi masa sulit.

Nanyang technological University adalah salah satu kampus yang menerapkan standar pembelajaran tinggi. Hampir setiap hari mahasiswa dihadapkan dengan tugas dan ujian. Dalam kondisi seperti itu Merry Riana harus bisa menyisihkan waktunya untuk berkerja. Sebab jika hanya mengandalkan uang yang ia pinjam, iya akan hidup serba kekurangan. Ditengah perjuangan, ia menemukan seorang pria yang menjadi partner. Sama seperti Merry, lelaki itu juga memiliki masalah finansial. Mereka selalu berbagi suka duka selama perkuliahan. Mereka sering kali terlibat diskusi terutama untuk menentukan langkah yang akan mereka tempuh. Disaat Merry kehilangan semangat, dia selalu berusaha membangkitkan kembali.

Mereka berhasil lulus sebagai second upper honours, satu tingkat dibawah cum laude. Kelulusan tersebut tidak serta merta Membuat Merry lansung meraih kesuksesan. Dia dihadapkan oleh dua pilihan ya itu menjadi kariawan atau berwira usaha. Ketika ia memutuskan untuk berwira usaha, sang ibu menentangnya. Dia khawatir putrinya itu akan bernasib sama seperti ayahnya. Setelah bernegosiasi cukup lama, ia bersedia memberikan kesembatan pada anak gadisnya untuk berwira usaha dengan syarat jika Merry gagal, ia harus brsedia menjadi kariawan. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Merry Riana dan partner dengan maksimal hingga akhirnya mereka meraih kesuksesan bersama.

C.     Hubungan antara pesan moral dan pengalaman pribadi

Dalam buku Mimpi Sejuta Dolar, penulis menyelipkan beberapa pesan diantaranya: tidak semua yang kita inginkan dapat tercapai, selalu libatkan Allah dalam setiap permasalahan dan urusan kita, jangan minder dengan kekurangan yang dimiliki, jadikanlah kegagalan sebagai pembelajaran dan masih banyak pesan-pesan lainnya. Pesan tersebut bermanfaat bagi peresensi karena kisahnya sedikit mirip dengan pengalaman pribadi. Sama seperti tokoh Merry Riana, peresensi juga harus menerima kenyataan tidak bisa kuliah di kampus yang diinginkan. Bahkan  jurusan yang peresensi masukki sangat tidak terduga sehingga tidak memiliki persiapan kuliah disana.

Ketika mendaftar tes masuk perguruan tinggi, orang-orang terdekat memilihkan kampus dan jurusan tujuan. Mereka tidak mempercayai peresensi untuk memilih sendiri dengan alasan difabel sehingga tidak yakin peresensi bisa membilih keputusan yang tepat. Sebelum lulus SMA, mereka sibuk membahas kampus dan jurusan apa yang ingin dipilih seolah lupa bahwa pilihan tersebut bukanlah untuk mereka. Ada dua jurusan yang dipilih. Jurusan pertama peresensi setuju sedangkan pilihan kedua tidak lantas berharap diterima dipilihan pertama.

Dihari pengumuman hasil tes, kepala dipenuhi dengan berbagai pertanyaan. Apakah diterima? Jika Iya, prodi apa? Bagaimana jika diterima di pilihan kedua? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Pertanyaan tersebut satu-persatu mulai terjawab. Berawal dari membaca pengumuman sampai di mulainya proses perkuliahan. Pengumuman itu menyatakan bahwa peresensi diterima di sastra Inggris. Sebuah keputusan yang bersifat mutlak.

Diawal proses perkuliahan, semuanya terasa seperti mendapatkan sebuah kejutan. Bahkan suasananya bagaikan kuliah di luar negri atau kampus internasional. Disana peresensi menyadari bahwa kemampuan berbahasa Inggris masih sangat terbatas sementara di perkuliahan sudah tidak lagi diajarkan bahasa. Mereka yang masuk dianggap sudah mahir menguasai empat kemampuan bahasa Inggris.

Perkuliahan semester pertama dipenuhi dengan berbagai masalah Seperti tidak bisa mengerti penjelasan dosen, tidak memahami buku yang dibaca, sering terjadi salah faham dalam berkomunikasi dan sebagainya. Hati diselimuti dengan beraneka rasa ada sedih, kecewa, minder dan terkadang ingin marah pada mereka yang telah menyebabkan permasalahan itu terjadi. Dikondisi itu mereka justru meninggalkan peresensi sendirian menghadapinya. Sempat terpikirkan untuk mengikuti tes ulang ditahun depan, tapi mereka tidak setuju. Bagi mereka mengulang semester pertama adalah sesuatu yang sia-sia karena waktu dan biaya sudah banyak terpakai.

Peresensi sangat bersyukur karena pada saat itu Allah mempertemukan dengan seseorang yang sampai kini masih menjadi sahabat. Kepadanyalah segala keluh kesah tercurahkan. Dia selalu memberi support, meminta peresensi untuk mengikhlaskan semua yang telah terjadi. Akhirnya secara perlahan peresensi bisa menyesuaikan diri.

Kami berkuliah di fakultas yang sama, tapi berbeda prodi. Perbedaannya hanyalah dalam segi bahasa. Hal itu yang menjadi salah satu alasan bertukar ilmu. Setiap hari kami bertukar hasil terjemahan agar dapat saling mengoreksi. Darinya jugalah peresensi belajar banyak hal.

Setelah membaca novel tersebut, peresensi menjadi lebih bersyukur karena permasalahan yang dialami tidak serumit Merry. Walau berkuliah seperti di universitas internasional, namun masih berkuliah di Indonesia sehingga tidak kesulitan dalam berkomunikasi dengan teman dan lingkungan luar kampus. Ada cukup banyak pembelajaran yang bisa diambil dalam kisah Merry karena meskipun pengalaman peresensi telah berlalu, tapi kisah perkuliahan belum berakhir.

D.     Kelebihan

  1. Memiliki banyak pesan moral.
  2. Menceritakan perjuangan seorang perempuan dalam menuntut ilmu.
  3. Penempatan setting yang sangat detail.
  4. Memuat kata-kata yang menginspirasi dan memotifasi.

E.      Kekurangan

  1. Tidak dijelaskannya mengapa orang berdarah Tionghoa rentan di serang pada kerusuhan 14 Mei 1998.
  2. Sebagian kata-kata sulit di mengerti dan tidak ada glosarium yang menjelaskan maksud dari kata-kata tersebut.
  3. Masih terdapat tipo seperti erat menjadi eras, satu persatu menjadi sate per situ, harus menjadi hares, aku menjadi aim dan lain-lain.
  4. Tidak dijelaskan mengapa Merry Riana dan orang tua memiliki darah Tionghoa. Didalam buku hanya dijelaskan bahwa Ayah Merry berasal dari Cirebon dan Ibunya dari Bogor.
  5. Terdapat pengulangan kata dan kalimat. Contohnya kata jauh lebih rimbun diulang dua kali dan kalimat mengingatkan aku pada Universitas Indonesia.
  6. Terdapat dua kata yang memiliki magna sama dalam satu kalimat. Contoh: teramat sangat indah. Seharusnya penulis memilih salah satu diantara kata teramat atau sangat. Kalimat tersebut juga bisa dihapus karena kondisi kampus yang sangat inddah sudah dijelaskan pada kalimat sebelumnya.
  7. Tidak ada penjelasan bagaimana Merry Riana menyesuaikan diri karena keterbatasan kemampuan bahasa Inggris.

F.      Kesimpulan

Berawal dari krisis moneter yang mengakibatkan kerusuhan di tahun 1998, semua warga negara yang berdarah Tionghoa menjadi khawatir. Sebab tersiar berita bahwa mereka sangat rentan diserang. Salah satunya dialami oleh Merry Riana dan keluarga. Orang tua Merry terpaksa harus memindahkan tujuan kuliah anaknya keluar negri. Merry yang awalnya tidak setuju, namun pada akhirnya bisa memahami maksud kepindahan tersebut. Dia berangkat keluar negri dengan persiapan yang serba terbatas.

Kisah Merry Riana sedikit Mirip dengan pengalaman pribadi peresensi. Kami sama-sama berada di lingkungan yang menuntut kemampuan berbahasa Inggris dan tidak bisa berkuliah di tempat yang diinginkan. Salah satu perbedaannya beliau kuliah diluar negri yang menuntut penggunaan bahasa Inggris secara penuh, sementara peresensi masih di Indonesia sehingga untuk diluar perkuliahan masih bisa menggunakan bahasa Indonesia. Hal itu tidak membuat langkahnya mundur. Begitupun dengan peresensi, meski sempat merasa minder, tapi akhirnya bisa menyesuaikan.

Buku tersebut menginspirasi banyak orang. Kususnya kaum milenial. Kelebihan yang terdapat disana adalah: memiliki banyak pesan moral, penempatan setting yang detail, menceritakan perjuangan seorang perempuan dalam menuntut ilmu dan memuat kata-kata yang memotifasi dan menginspirasi. Adapun kekurangan buku diantaranya: tidak dijelaskannya mengapa orang berdarah Tionghoa rentan di serang pada kerusuhan 14 Mei 1998, sebagian kata-kata sulit dimengerti, masih ditemukannya tipo dalam penulisan, tidak dijelaskan mengapa Merry Riana berdarah Tionghoa, terdapat pengulangan kata dan kalimat, terdapat dua kata yang memiliki magna sama dalam satu kalimat serta tidak ada penjelasan bagaimana Merry Riana menyesuaikan diri karena keterbatasan kemampuan bahasa Inggris.

 

Nadia Maritza

Juara Favorit Lomba Resensi  Buku dalam rangka Mitra Netra Year End Festival 20211

Leave Comment