Buku petunjuk bagi penumpang khusus berhuruf braille diluncurkan PT Sriwijaya Air. Maskapai penerbangan ini pun diganjar MURI karena dianggap sebagai pionir…

LAGU Shalawat Badar dengan irama musik angklung yang dimainkan penyandang tuna netra mengalun merdu di Ruang Mataram Kemenhub, Senin (1/8) kemarin. Lagu religi yang dimainkan secara apik dan sempurna itu, membuat banyak tamu yang terkesima. Mereka merasa takjub dengan kemampuan para tuna netra yang dapat memainkan musik layaknya orang yang sempurna.

Selain lagu Shalawat Badar ada juga beberapa lagu religi lain dimainkan tuna netra yang berasal dari Yayasan Mitra Netra tersebut. Acara yang bertepatan dengan menjelang berbuka puasa itu, juga disuguhkan kuliah tujuh menit (kultum) yang disampaikan penyandang tuna netra bernama Budi Santoso.

Para tunanetra begitu bersemangat memainkan musik..Rupanya, musik angklung yang dimainkan para tuna netra tersebut merupakan satu hiburan yang disuguhkan dalam peluncuran Buku Petunjuk Keselamatan Penerbangan Huruf Braille oleh maskapai penerbangan PT Sriwijaya Air.

Tidak hanya menerbitkan buku, PT Sriwijaya Air juga melakukan kerjasama secara intensif dengan Yayasan Mitra Netra, yang dikenal sebagai tempat pendidikan dan keterampilan untuk penyandang tuna netra.

PT Sriwijaya Air diganjar MURI berkat perhatiannya menerbitkan buku petunjuk dengan huruf braille…Dalam gelaran itu, PT Sriwijaya Air juga mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI), sebagai perusahaan penerbangan pertama di Indonesia yang memulai penyediaan aksesibilitas layanan bagi penumpang berkebutuhan khusus. Penghargaan MURI langsung diberikan oleh Jaya Suprana kepada Chandra Lie, Presiden Direktur PT Sriwijaya Air.

Selain peluncuran buku braille tersebut ditandatangi pula MoU penyediaan fasilitas aksebilitas layanan transportasi bagi orang berkebutuhan khusus antara Kementerian Perhubungan dan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB). Penandatangan MoU sesuai UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang penerbangan yakni “Penyandang cacat, orang sakit, orang lanjut usia dan anak-anak berhak memperoleh pelayanan berupa perlakuan dan fasilitas khusus dari badan usaha angkutan udara.”

MoU dengan SIKIB..Drs H Bambang Basuki, Direktur Eksekutif Yayasan Mitra Netra dalam sambutannya mengatakan, PT Sriwijaya Air menjadi pionir dalam peluncuran buku petunjuk dalam huruf braille. Karena, selama dirinya ‘terbang’ hingga keluar negeri tidak ada maskapai yang memberikan buku petunjuk berhuruf braille.

“Mudah-mudahan ini menjadi awal penyediaan aksesibilitas di transportasi umum lainnya,” kata Bambang yang langsung disambut tepuk tangan hadirin.

Sementara itu, Jaya Suprana menuturkan, rekor MURI yang diberikan kepada PT Sriwijaya Air merupakan yang ke-5042. Namun, rekor yang diberikan kepada PT Sriwijaya Air yang paling indah karena menyentuh masalah kemanusiaan.

Acara digelar sembari berbuka puasa…”Ini memiliki makna kemanusiaan yang agung dan luhur. PT Sriwijaya Air begitu memperhatikan teman-teman yang berkebutuhan khusus,” jelasnya.

Oleh karena itu, sambung Suprana, rekor yang didapat PT Sriwijaya Air tidak hanya Indonesia tapi juga dunia. Karena, hingga saat ini baru PT Sriwijaya Air yang memperhatikan orang-orang berkebutuhan khusus dengan meluncurkan buku petunjuk berhuruf braille.

Buku petunjuk berhuruf braille tersebut memuat beberapa aspek seperti petunjuk penggunaan pelampung, fasilitas di dalam pesawat dan tata cara evakuasi.

“Muatan buku petunjuk itu berisi tentang apa yang selama ini disampaikan oleh para cabin crew ketika hendak take off,” ujar Agus Soedjono, Senior Manager Corporate Communications Sriwijaya Air menegaskan. (Sbh)

www.tnol.co.id/id/activites/10325-kini-tunanetra-nggak-usah-bingung-naik-pesawat.html

Leave Comment