Namanya Raditya Arief Putrasetiawan, biasa dipanggil Radit. Sosoknya cenderung pendiam; Meski demikian, di balik sifat pendiamnya, , ia memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai cita-cita. Raditya baru saja diterima di program studi sastra Arab Fakultas Ilmu Bahasa Universitas Indonesia melalui jalur SNMPTN – jalur undangan tingkat nasional.

Yang menarik adalah alasan mengapa Radit memilih program studi sastra Arab. “saya ingin belajar sesuatu yang sekaligus saya mendapat dua hal, yaitu dunia dan akhirat. Dengan menguasai bahasa Arab melalui studi di sastra Arab, saya ingin menjadi diplomat yang kelak bertugas di Timur Tengah; Sekaligus, dengan menguasai bahasa Arab, saya akan lebih mudah belajar dan mendalami agama Islam untuk kehidupan akhirat saya kelak”, begitu penjelasan Radit.

Nampaknya Radit memang benar-benar matang dengan pilihan studinya. Sebelum ia memutuskan memilih sastra Arab, ia telah menghimpun banyak informasi tentang prospek karir bagi mereka yang lulus dari sastra Arab. Dari upaya menghimpun informasi itu, ia mendapati banyak alumni sastra Arab yang bekerja sebagai diplomat di neagara-negara Timur Tengah. “Saya ingin seperti mereka”, ungkap Radit dengan bersemangat.

Tidak hanya mencari informasi, Sebelum memilih program studi yang diinginkannya, Radit juga terlebih dahulu berkonsultasi dengan para guru di SMA di mana ia belajar – SMAN 66 Jakarta Selatan, serta tentu berdiskusi dengan kedua orang tuanya. “mereka semua mendukung pilihan saya”, jelas Radit. Bungsu dari dua bersaudara ini memilih Universitas Indonesia, karena ia ingin juga mengikuti jejak sang kakak, yang telah menyelesaikan studi di universitas yang sama bidang akuntansi.

Begitu diterima di sastra Arab Universitas Indonesia, Radit sudah langsung kembali menghubungi Mitra Netra, mencari informasi apakah di Mitra Netra tersedia buku-buku bahasa Arab yang dapat ia pelajari terlebih dahulu sebagai persiapan kuliah.

Bagi Mitra Netra, menyediakan buku-buku bahasa Arab dalam huruf Braille bukan hal baru. Telah sejak lama lembaga ini melakukannya, karena di Mitra Netra ada personil yang ahli simbol Braille Arab serta memiliki keahlian membaca dalam bahasa Arab khususnya buku-buku agama Islam. Para peserta didik yang belajar di Madrasah, para mahasiswa yang belajar di Institut Agama Islam atau Universitas Islam Negeri, adalah konsumen buku-buku bahasa Arab dalam huruf Braille tersebut. Tidak hanya dalam buku Braille, Buku dan literatur tetnang islam dan bahasa Arab juga disediakan dalam bentuk buku audio digital. Di samping itu, Mitra Netra juga dapat menyediakan tutorial bahasa Arab untuk mahasiswa yang menempuh studi di Universitas Islam Negeri; Jika Radit memerlukan, ia juga dapat mengakses layanan tersebut.

Bagi Raditya, yang telah menjadi klien di Yayasan Mitra Netra sejak kelas lima sekolah dasar, tentu juga tidak asing lagi dengan layanan Yayasan Mitra Netra. Layanan Mitra Netra pun tidak bersifat statis; Layanan lembaga ini terus dikembangkan sesuai kebutuhan para tunanetra, baik di bidang pendidikan maupun pekerjaan. Mitra Netra ada untuk melayani tunanetra.
*Aria Indrawati.

Leave Comment