Seperti banyak program lainnya, ada peran relawan di balik penyelenggaraan program pelatihan pemrograman komputer tingkat dasar yang saat ini diselenggarakan Mitra Netra. Mereka adalah karyawan IBM Indonesia dan anggota komunitas PHP. Para relawan ini memberikan pelatihan pada sesi-sesi “Training For Trainers” yang Mitra Netra selenggarakan. Kehadiran para relawan ini tentu sangat membantu Mitra Netra, untuk menyiasati kebutuhan tenaga ahli guna meningkatkan kapasitas para trainer komputer di lembaga ini.

Peran relawan memang telah menjadi salah satu “soko guru” dalam perkembangan Mitra Netra hingga 25 tahun ini. Peran mereka sangat beragam, sesuai kemampuan dan keahlian masing-masing. Ada yang menjadi pembaca buku audio digital, ada yang mengetik ulang buku-buku populer untuk diproses menjadi buku Braille dan buku epub, ada yang menjadi pendamping belajar tunanetra, dan lain-lain. Yang terakhir ini adalah menjadi pengajar pada “Training For Trainer” pelatihan pemrograman komputer untuk tunanetra.

Untuk memenuhi kebutuhan relawan, Mitra Netra senantiasa membangun dan memperluas jaringan, baik dengan individu maupun lembaga. Relasi Mitra Netra dengan relawan pelatih untuk para instruktur kursus komputer ini bermula dari kunjungan “Pandu Sastro Wardoyo”, salah seorang karyawan IBM Indonesia ke Mitra Netra tahun 2015 lalu, yang sejak itu telah berkomitmen menjadi volunteer aktif di Mitra Netra. Setelah memahami apa saja yang Mitra Netra perlukan untuk meningkatkan kapasitas para trainer komputer Pandu secara bertahap mengajak teman-temannya, baik sesama karyawan IBM yang berkompeten di bidang yang Mitra Netra perlukan, maupun komunitas PHP.

Kegembiraan menjadi relawan biasanya juga akan ditularkan oleh para relawan kepada teman-teman mereka. Ini pun terjadi dengan relawan dari komunitas PHP. Setelah merasakan kegembiraan menjadi relawan mengajar pada TFT pelatihan pemrograman komputer untuk tunanetra, seorang relawan asal komunitas tersebut meminta temannya dari komunitas yang sama untuk “menulis tentang Mitra Netra dan sosok-sosok yang ada di dalam Yayasan ini”.

Nampaknya kegiatan kerelawanan kini telah menjadi salah satu gaya hidup sebagian anak-anak muda Indonesia. Kesediaan menjadi relawan merupakan salah satu indikator adanya rasa empati yang baik pada sesama yang memerlukan bantuan. *Aria Indrawati.

Leave Comment