Sabtu 4 Juni 2016. Kelas perdana pelatihan pemrograman komputer untuk tunanetra di Mitra Netra mulai. Pada angkatan perdana tahun ini, pelatihan diikuti oleh 10 orang, terdiri dari 6 mahasiswa dan 4 bukan mahasiswa, 2 perempuan dan 8 laki-laki. Angkatan ini dibagi menjadi 2 grup. Grup satu adalah mereka yang bisa belajar di hari kerja, Senin pagi pukul 9 hingga 12. Sedang grup dua adalah mereka yang hanya bisa belajar di hari Sabtu, dilaksanakan siang hari pukul 13 hingga 16.

Para peserta sangat bersemangat memulai kelas perdana mereka. Pelatihan akan berlangsung selama kurang lebih 7 bulan – termasuk ujian akhir. Materi yang diajarkan adalah HTML (Hypertext Markup Language), MySQL, dan Hypertext Prepocessor (PHP). Setelah mengikuti pelatihan pemrograman tingkat dasar ini, diharapkan para tunanetra peserta pelatihan dapat: Pertama, membuat halaman web berbasis Database My SQL yang interaktif; Kedua, mampu membuat Database dan menampilkannya dalam berbagai variasi; Ketiga, trampil membuat aplikasi game dengan PHP dan MySQL. Instruktur pelatihan pemrograman ini juga seorang tunanetra. Sugiyo, pria tunanetra karyawan Yayasan Mitra Netra dipercaya mengajar pada kelas ini.

Kita mengetahui bahwa bidang pemrograman dan pengembangan aplikasi komputer saat ini menjadi salah satu pilihan karir yang menjanjikan. Mitra Netra meyakini bahwa tunanetra juga dapat menekuni karir di bidang ini. Hal ini telah dibuktikan oleh para tunanetra di manca negara, khususnya negara maju. Contohnya, perangkat lunak pembaca layar berbasis open source NVDA (Non Visual Desktop Access) dibuat oleh tiga tunanetra asal Australia. Dengan adanya NVDA, saat ini ada lebih banyak tunanetra di dunia mampu menggunakan komputer, termasuk tunanetra di negara sedang berkembang seperti Indonesia, karena tak perlu lagi risau dengan mahalnya harga software pembaca layar.

Kegiatan ini Mitra Netra selenggarakan melalui kerja sama dengan Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni), yang berhasil mendapatkan dana dari The Nippon Foundation melalui ICEVI (International Council of Education for People with Visual Impairment dalam project “Higher Education for The Blind”. Sinergi antara Mitra Netra dan Pertuni, dua lembaga yang konsisten memperjuangkan peningkatan kualitas hidup tunanetra di Indonesia, diharapkan dapat mempermudah desiminasi ide pembelajaran pemrograman komputer bagi tunanetra selanjutnya. Pelatihan ini juga diharapkan menjadi kunci pembuka pintu bagi hadirnya mahasiswa tunanetra di fakultas ilmu komputer. *Aria Indrawati.

Leave Comment