Jusuf kala, meski tak lagi menjadi pejabat publik, tapi, intensitasnya muncul di hadapan publik tak juga berkurang. Di samping sibuk memimpin Palang Merah Indonesia (PMI) dan gencar mengkampanyekan aksi donor darah, kini JK juga menjadi seorang “presenter”. Acara yang dikomandaninya bertajuk “Jalan Ke luar” yang juga disingkat “JK”. Talk show ini tayang seminggu sekali di Kompas TV, membahas pelbagai persoalan di masyarakat serta mencari bagaimana jalan keluarnya.

Untuk edisi 14 Oktober, JK berdialog dengan wakil komunitas penyandang disabilitas. Stefani, seorang penyandang down syndrom peraih medali emas special olympic di Atena Juni 2011 lalu, Iwan dan Wahyu yang menjadi penyandang disabilitas akibat bom di tahun 2003 dan 2004, Ketua Yayasan Rawinala sekolah untuk anak tunanetra plusdisabilitas lainnya, Jonna damanik dari majalah diffa, Irwan Dwi kustanto dan Aria Indrawati dari Mitra Netra, serta Dimas Prasetyo Muharam dari Kartunet.

Durasi satu jam terasa begitu cepat membahas kompleksitas masalah yang dihadapi para penyandang disabilitas. Memang belum tuntas. Ini baru permulaan.

Munculnya ide mengundang penyandang disabilitas di acara JK ini berawal dari majalah diffa, yang sedang mencoba menjalin kerja sama dengan Kompas TV. Diffa menawarkan ada acara khusus di Kompas TV yang berisi informasi tentang disabilitas dari pelbagai perspektif.

Hingga kini, majalah diffa masih sendirian, membawa isu disabilitas ke ruang publik secara rutin. Dibutuhkan peran media lain, antara lain televisi, agar isu disabilitas terus mengalir, mengisi ruang keluarga, ruang meeting para birokrat, ruang kerja para CEO, ruang kerja dekan fakultas dan rektor universitas, dan lain sebagainya. Suara dan aspirasi mereka juga harus didengar. *Aria Indrawati

Leave Comment