Ilustrasi bertuliskan nama-nama pemenang lomba video aksesibilitas Mitra Netra Year End Festival 2021

sudah sebulan ini, jagad youtube diramaikan oleh video review aksesibilitas dari para peserta lomba untuk memeriahkan Mitra Netra Year End Festival 2021. Animo dari sahabat tuna netra dan non tunanetra dalam mengikuti lomba video review aksesibilitas cukup tinggi. Video review yang dibuat pun beragam mulai dari teknologi pendukung khhusus tunanetra, dan aksesibilitas layanan publik. Nah, penasaran dengan para pemenangnya?  Baca ulasan lengkapnya disini ya!

 

Peserta dan waktu penyelenggaraan

Lomba ini telah terlaksana selama sebulan, Terhitung sejak tanggal 10 Desember 2021 hingga 9 Januari 2022. Antusiasme dari para peserta telah menghasilkan 17 karya video. Lomba yang diperuntukkan bagi masyarakat umum dan tunanetra berusia 16 tahun ke atas ini diikuti oleh 88% peserta tunanetra dan 12% peserta non-tunanetra. Presentase peserta yang berdomisili di pulau jawa mendominasi sebanyak 88%, dan di luar pulau Jawa sebanyak 12%.

Hasil karya video dari para peserta pun beraneka ragam. Tema tentang review teknologi pendukung bagi tunanetra lebih diminati dengan presentase sebesar 82%, dengan pembagian jumlah video review aplikasi sebesar 58%. Sedangkan video dengan tema review alat bantu bagi tunanetra seperti tongkat sensor adaptif, timbangan bicara, dan smart TV berjumlah 24%. Terakhir, video dengan tema review aksesibilitas sarana dan layanan publik seperti guiding block, dan talking lift diminati oleh 18% peserta.

 

Proses penilaian dan penjurian

Seluruh karya video review yang telah diterima oleh panitia, selanjutnya diberikan penilaian oleh dewan juri berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan. Masing-masing juri dapat memberikan maksimal 600 poin bagi  setiap karya video review dengan perincian sebagai berikut.

  1. Kesesuaian dengan tema serta syarat dan ketentuan: maksimal 100 poin.
  2. Pemilihan materi review yang menarik dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. maksimal 100 poin
  3. Tahapan review pada video yang runut, jelas, dan mendetail, maksimal 100 poin.
  4. Artikulasi atau pengucapan yang jelas;, maksimal 100 poin.
  5. Volume suara saat berbicara stabil dan jelas (tidak terlalu kecil sehingga sulit terdengar), maksimal 100 poin.
  6. Kreativitas dalam penyajian video review (misalnya dengan menggunakan sound effect atau musik latar belakang), maksimal 100 poin.

 

Dewan Juri Lomba video review aksesibilitas

Terdapat tiga orang dewan juri yang menilai karya video review aksesibilitas pada lomba kali ini. Mereka memiliki pengalaman di bidang sosial kemasyarakatan, dan perfilman. Ketiga juri tersebut adalah:

  1. Amin Shabana

Amin berprofesi sebagai dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta. saat ini dirinya tengah berusaha menyelesaikan studi S3nya di University of Malaya, Malaysia. Ia cukup aktif di dunia audio visual sejak menjadi co-founder organisasi Boemboe tahun 2003. Ketertarikannya pertama kali dalam film ketika terlibat dalam Jakarta International Film Festival 2000 dan 2001. Sempat bergabung dengan Yayasan Konfiden untuk menyelenggarakan Festival Film-Video Independen Indonesia 2001 dan 2002. Setelah itu juga menyelenggarakan Film Festival War and Peace 2003 di Jakarta dan 2004 di Surabaya. Pada 2010, mendirikan Ladang Media yaitu organisasi non-pemerintah yang fokus pada pengembangan media untuk isu sosial melalui film-film dokumenter, animasi, iklan layanan masyarakat dan program televisi. Keakrabannya dengan dunia tunanetra sudah terjalin sejak lama. Ia pernah bekerja sama dengan Mitra Netra dalam menyelenggarakan pelatihan menulis untuk tunanetra pada 2011.

  1. Jaka Ahmad

Lebih dikenal sebagai komika dan youtuber, pria ini memiliki nama panggung Blindman Jack. Pria tunanetra ini ingin mengadvokasi masyarakat mengenai isu disabilitas melalui channel youtube miliknya, dan parodi satir pada berbagai acara stand up comedy. Ia memperoleh gelar Master of Social Work pada tahun 2015 dari Flinders University, Australia. Saat ini ia berprofesi sebagai       disability specialist proyek ‘Ayo Inklusif!’ CBM Indonesia. Sebagai aktivis disabilitas, ia mendirikan Jakarta Barrier Free Tourism (JBFT), sebuah komunitas yang mengusung gerakan menyusuri jalan dan transportasi umum di Jakarta bagi para penyandang disabilitas. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesadaran akan pentingnya aksesibilitas sarana publik bagi para penyandang disabilitas.

  1. Mila K. Kamil

Mila Kartina Kamil adalah sukarelawan untuk tunanetra di Yayasan Mitra Netra dan Persatuan Tunanetra Indonesia (sejak 2002) serta CBM Global Indonesia (sejak 2019). Tugas utamanya adalah membaca dan merekam sendiri buku untuk dijadikan buku audio yang dikoleksi oleh 43 lembaga dan perpustakaan SLB-A di seluruh Indonesia serta menjadi sighted guide untuk tunanetra dalam segala macam aktivitas yang memerlukan bantuan visual. Sementara di bidang profesional, Mila adalah seorang penulis skenario program TV baik drama maupun nondrama serta penulis iklan layanan masyarakat dan video edukasi untuk berbagai lembaga pemerintah dan nonpemerintah. Mila juga seorang professional voice-over talent, penerjemah Inggris <> Indonesia, editor, proofreader, transcreator serta seorang peminat dan pembelajar ilmu pikiran (mind technology).

Memadukan kecintaannya pada teman-teman tunanetra, passion-nya dalam menulis, dan minatnya dalam dunia film, Mila juga menulis narasi tambahan untuk film “Rindu Kami Pada-Mu” (Garin Nugroho), “Ketika” (Deddy Mizwar), dan “Nagabonar Jadi 2” (Deddy Mizwar). Narasi tambahan yang ditulisnya menjadikan film-film ini aksesibel untuk tunanetra dan ditayangkan dalam acara Nonton Bareng Tunanetra, kerja sama antara Yayasan Mitra Netra, Kedutaan Besar Swiss, dan Voice of Human Rights (Jakarta, 2007) dan antara Yayasan Mitra Netra dan Voice of Human Rights (Yogyakarta, 2008). Mila juga menjadi Impact Producer dalam Impact Campaign Film “Sejauh Kumelangkah” (How Far I’ll Go) karya Ucu Agustin yang diselenggarakan secara daring pada Desember 2020 sampai Maret 2021 lalu.

 

Daftar pemenang lomba video review aksesibilitas

Berdasarkan penjurian oleh para dewan juri yang dilakukan selama 14 hari, terpilihlah empat peserta sebagai pemenang. Adapun para pemenang lomba video review aksesibilitas adalah sebagai berikut.

  1. Juara I: Fakhry Muhammad Rosa, dengan judul video “Gara2 Aplikasi Ini, Tunanetra Jadi Bisa Hidup Lebih Mandiri”
  2. Juara II: Eka Pratiwi Taufanti, dengan judul video “Tunanetra Memanfaatkan Smart TV dan Laptop Ketika Mengajar Murid Awas (Non-Tunanetra)”
  3. Juara III: Yemima Nisi Mikhaela, dengan judul video “REVIEW AKSESIBILITAS TUNANETRA di Universitas Negeri Jakarta”
  4. Juara favorit: Oki Kurnia, dengan judul video “review tongkat sensor adaptif”

 

Selamat kepada para pemenang! Panitia akan menghubungi kalian untuk pengiriman hadiah dan sertifikat. Bagi peserta lomba yang belum terpilih sebagai pemenang, jangan berkecil hati dan teruslah berkarya. Buat kamu yang penasaran dengan video dari para peserta lomba, ketik tagar #MitraNetraYearEndFestival pada kolom pencarian youtube. Nantikan kegiatan  dan lomba lain yang diselenggarakan oleh Mitra Netra berikutnya!

Leave Comment