logo 30 tahun mitra netra

Tepat 14 Mei 2021, Yayasan Mitra Netra telah mencapai usianya yang ke-30 tahun. Sebagai lembaga yang terus mendampingi tunanetra di seluruh Indonesia, Mitra Netra terus mengembangkan program dan layanannya. Selama tiga dekade tersebut, tentunya banyak pengalaman, kreativitas, dan inovasi yang menjadi bagian perjuangan Mitra Netra bersama Sahabat Tunanetra. oleh karenanya, sebagai bentuk syukur dan suka cita merayakan ulang tahunnya ke-30, Mitra Netra menyelenggarakan lomba menulis esai bagi Sahabat Tunanetra dan masyarakat umum usia 16 tahun ke atas.

 

Peserta dan Waktu Penyelenggaraan

Lomba menulis esai ini diselenggarakan mulai 19 April sampai 16 Mei 2021. Sebanyak 30 karya telah masuk dan diterima oleh panitia penyelenggara. Peserta yang mengirimkan hasil karyanya mencakup 12 orang non-tunanetra dan 18 orang tunanetra, baik yang low vision maupun tunanetra total. Wilayah domisili peserta  juga bervariasi. Mulai dari Jabodetabek, Jawa Barat dan Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, serta Bali. Peserta dari pulau Sumatra, seperti Medan dan Lampung pun tak ketinggalan. Yang terjauh adalah hasil karya peserta dari Makassar, Sulawesi Selatan.

 

Proses Penilaian dan Penjurian

Semua karya yang diterima kemudian diseleksi melalui proses penilaian dan penjurian. Panitia penyelenggara telah menetapkan kriteria penilaian yang dilaksanakan oleh dewan juri yang berpengalaman dalam bidang kepenulisan. Setiap juri dapat memberikan maksimal 500 poin untuk masing-masing naskah dengan pembagian sebagai berikut:

  1. Kesesuaian dengan tema serta syarat dan ketentuan: maksimal 200 poin

Syarat dan Ketentuan Penulisan Essai, antara lain:

  1. Essai ditulis pada Microsoft Word dengan panjang tulisan 3-5 halaman kertas A4, huruf Times New Roman dengan spasi 1,5
  2. Memilih salah satu dari 3 tema berikut ini:
  • Peran Mitra Netra dalam hidup saya (baik sebagai klien, keluarga tunanetra, ataupun volunteer)
  • Bagaimana teknologi mendukung kemandirian tunanetra
  • Pengalaman menarik yang berkaitan dengan angka 30
  1. Essai merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan atau saduran
  2. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
  3. Essai belum pernah diikutsertakan dalam lomba lain atau dipublikasikan di media manapun
  4. Keunikan ide cerita yang disajikan, maksimal 100 poin
  5. Alur penceritaan yang menarik, maksimal 100 poin
  6. Ketepatan informasi dan logika tulisan yang disampaikan, termasuk tentang ketunanetraan, tentang program dan layanan Mitra Netra, ataupun informasi umum lainnya, maksimal 100 poin

 

Dewwan Juri Lomba Esai

  1. Theresia Suganda

Theresia atau akrab disapa Tere merupakan sosok yang telah memiliki pengalaman di bidang digital marketing. Pengalamannya yang lebih dari 10 tahun meliputi berbagai pekerjaan di digital agency, start up, dan penerbit. Kariernya dimulai sebagai seorang Assistant Media Monitoring Manager (2005) dan Media Monitoring Editor (2009). Kemudian perempuan lulusan Universitas Indonesia ini juga mengasah keterampilan menulisnya saat menjadi Social Media Marketing Specialist yang bertanggung jawab untuk mengembangan ide content marketing, membuat editorial content, copy, dan activity di social media. Saat ini Tere bekerja sebagai Digital Accessibility Project Manager di Suarise Indonesia. Tanggung jawab pekerjaannya di Suarise membawwa Tere lebih akrab dengan dunia tunanetra. hal ini terkait dengan Suarise yang merupakan social enterprise yang mengadakan pelatihan content writing bagi penyandang tunanetra.

  1. Rismawanniati / Risma El Jundi

Coach Risma, demikian sapaan akrabnya saat sedang memberikan pelatihan menulis. Perempuan dengan segudang talenta ini merupakan seorang penulis, trainer, sekaligus entrepreneur. Pengalamannya dalam bidang kepenulisan tak perlu diragukan lagi. Banyak karya yang telah dihasilkan Risma sebagai penulis, Ghost Writer, maupun Co-writer. Seperti karya terbarunya, Buku Motivasi Muslimah Non Fiksi yang berjudul “Cantik Saja Tidak Cukup”, 2020, atau Sebagai Co-writer Buku Non-Fiksi bersama dr Daulika Yusna Sp.A – Subspesialis Neonatol ogy, yang berjudul “Pejuang Inkubator- Jelajah Kehidupan Bersama Bayi Prematur”, 2020. Kedekatannya dengan para Sahabat Tunanetra didapatkannya dari kegiatannya sebagai trainer menulis yang diadakan Penerbit Maslamah Media Mandiri.

  1. Muhammad Yesa Aravena

Yesa adalah lulusan Universitas Indonesia dalam bidang bahasa inggris dan merupakan seorang penerjemah profesional. Anggota Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) ini juga memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam mengedit, menulis konten, penerbitan, jurnalisme, dan pelatihan bahasa Inggris untuk remaja. Salah satu faktor kedekatan Yesa dengan dunia tunanetra adalah perannya sebagai editor dan kontributor pada Kartunet.com, sebuah komunitas dan media online yang mengangkat isu disabilitas, khususnya tunanetra (2011-2012). Di waktu luang, Yesa menyempatkan diri untuk menulis fiksi bersama komunitas penulis yang dibentuk olehnya, termasuk bersama para Sahabat Tunanetra.

 

Daftar Pemenang Lomba Menulis Esai HUT Mitra Netra ke-30

Setelah melalui proses penilaian oleh ketiga dewan juri selama 2 minggu, maka ditetapkanlah para pemenang lomba menulis esai sebagai berikut.

  • Juara I

Echy wardhani (Bandar Lampung), dengan judul karya : “Merawat Luka Bersama Mitra Netra”

  • Juara II

NI Komang Yuni Lestari (Gianyar, Bali), dengan judul karya: “Perpustakaan Mitra Netra dan Awal Mula Kecintaan Membaca”

  • Juara III

Ignatius Herjanjam (Bogor, Jawwa Barat), dengan judul karya: “Teknologi Inklusif, Tunanetra Eksklusif”

  • Juara Favorit

Nabila May Sweetha (Makassar, Sulawesi Selatan), dengan judul karya: “Bercerita Melalui Tulisan”

 

Selamat bagi para pemenang!

 

*Juwita Maulida

Leave Comment