“Belajar dengan gembira, tumbuh cerdas, mandiri, berguna dan bahagia”.

Jumat, 17 Februari. Yayasan Mitra Netra kembali menyelenggarakan “Festival Mitra Netra”; – panggung bagi anak-anak tunanetra yang selama ini belajar di Mitra Netra. Festival diselenggarakan di halaman depan kantor Yayasan Mitra Netra, dimulai siang hari pukul 13.00 hingga 16.00. Festival diikuti dan dihadiri oleh semua tunanetra yang selama satu tahun ini belajar, mengikuti layanan rehabilitasi dan pelbagai pelatihan di pusat sumber yang berlokasi di kawasan Lebak Bulus Jakarta Selatan ini. Tak ketingalan, para orang tua dari anak-anak tunanetra pun turut menghadiri dan menyaksikan buah hati mereka yang beraksi di atas panggung.

Pelbagai kemampuan ditunjukkan oleh para tunanetra, baik anak-anak maupun yang telah memasuki usia dewasa. Bernyanyi dan Bermain music, bernyanyi dan berbicara dalam bahasa asing — yaitu Jerman dan Inggris, menggunakan computer, bermain teater, membaca Al Qur’an, dan sebagainya. Pendek kata, di Festival Mitra Netra ini, para tunanetra diberikan kesempatan untuk mengekspresikan diri serta menunjukkan kemampuan. Tak ketinggalan, testimony dari mereka yang telah berhasil berkarya di masyarakat juga ditampilkan.

Hadirnya Festival Mitra Netra setiap tahun juga sebagai aajang pembuktian kepada para orang tua yang masih ragu-ragu akan kemampuan anak-anak tunanetra mereka dalam belajar. Terlebih lagi orang tua yang memiliki anak tunanetra dengan disabilitas ganda atau bahkan multi. Tantangan yang dihadapi anak-anak tunanetra dengan disabilitas ganda atau multi memang lebih jika dibandingkan dengan tunanetra yang menyandang disabilitas tunggal. Namun, jika anak-anak tersebut dididik, dan diasuh dengan baik, mendapatkan layanan khusus yang mereka butuhkan, mereka juga akan tumbuh maksimal sesuai batas kemampuan mereka.

Anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang belum diberdayakan secara maksimal, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Banyak yang tidak percaya, termasuk orang tua, bahwa setiap anak berkebutuhan khusus memiliki potensi yang dapat dibina secara maksimal, sehingga kelak dapat menjadi kebanggaan mereka serta keluarga dan masyarakat.

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada September 2016, jumlah anak disabilitas usia sekolah yang bersekolah baru 12%. Ini bukan jumlah yang menggembirakan. Hingga saat ini, belum ada langkah affirmative yang dilakukan Pemerintah untuk membawa lebih banyak anak-anak disabilitas, – termasuk anak-anak tunanetra agar mereka berpendidikan. Sedangkan menurut Kementerian Kesehatan RI, angka kebutaan di Indonesia adalah 1,5% dari jumlah penduduk. Jika saat ini penduduk Indonesia adalah 250 juta, berarti kurang lebih ada 3.750.000 tunanetra, dan diperkirakan 40% dari mereka adalah tunanetra usia sekolah.

“Anak-anak tunanetra perlu mendapatkan kesempatan untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan kemampuan diri mereka. Hal ini sangat penting, pertama untuk membantu menumbuhkan rasa percaya diri mereka dan orang tua; kedua, dengan memiliki kesempatan untuk mengekspresikan dan menunjukkan kemampuan, tunanetra akan lebih bersemangat untuk terus belajar dan membangun diri”. Anak-anak tunanetra sangat jarang mendapatkan panggung. Meski sederhana, kami akan konsisten menyelenggarakan Festival Mitra Netra”, ungkap Bambang Basuki, Ketua Yayasan Mitra Netra. *Aria Indrawati.

Leave Comment