Ketrampilan menggunakan komputer bicara telah menjadi kebutuhan yang lazim dipelajari tunanetra untuk mendukung kehidupannya sehari-hari dalam bidang pekerjaan maupun pendidikan. mitra Netra sebagai lembaga yang memberikan perhatian terhadap pendidikan bagi tunanetra menjadi salah satu penyedia kursus komputer bicara bagi tunanetra sejak sekitar tahun 1993. Merupakan prestasi yang membanggakan bagi Mitra Netra karena telah lebih darih dari dua decade memberikan pelayanan kursus komputer bicara dan menghasilkan banyak tunanetra yang mandiri menggunakan teknologi tersebut.

Saat ini kursus komputer bicara di Mitra Netra memiliki dua pengajar yang juga seorang tunanetra yaitu sugiyo yang mengajar ssejak tahun 2000 dan Suryo Pramono yang menyusul menjadi pengajar di tahun 2006. Dalam kurun waktu yang terbilang cukup panjang itulah mereka telah menemui banyak pribadi yang beragam dalam setiap peserta kursus. Dalam setiap proses belajar mengajar peserta kursus yang beragam itu juga diperlukan perlakuan yang berbeda pula. setiap individu mempunyai cara belajar maupun cara berpikir yang unik dan berbeda-beda sehingga tak jarang setiap materi yang disampaikan juga diserap dan dipahami secara berbeda-beda pula oleh peserta kursus.

Ketrampilan kursus komputer bicara ini diperuntukkan bagi tunanetra segala usia, akan tetapi pada dua tahun belakangan ini peserta kursus komputer bicara didominasi oleh peserta anak-anak usia sekolah dasar. Hal ini berbeda dengan tahun–tahun sebelumnya yang dalam kelas-kelas kursusnya dipenuhi oleh peserta usia remaja sampai dewasa. Tentu saja hal ini dianggap oleh pengajar merupakan sebuah indikasi yang baik bahwa orang tua semakin menaruh perhatian lebih pada tingkat pendidikanputra-putri tunanetra mereka sejak usia dini.

Memberikan pemahaman tentang konsep kerja komputer bicara serta bagaimana menjalankan program-program didalamnya kepada anak-anak tunanetra bukan sesuatu yang mudah. Tentu saja Dibutuhkan kesabaran ekstra dan metode belajar yang menarik agar anak-anak peserta kursus tidak cepat bosan dalam sesi belajar. disamping itu, terdapat tantangan lain yang lebih besar lagi bagi para pengajar komputer bicara. Dari beberapa peserta kursus komputer bicara tersebut ternyata ditemukan memiliki masalah kesulitan belajar sehingga menjadi suatu hambatan untuk kemajuan si anak dalam sesi belajar komputer.

Kesulitan belajar yang ditemukan pada beberapa anak peserta kursus ini bermacam-macam bentuknya. Seperti misalnya sulit menyerap materi yang diberikan sehingga materi harus terus menerus diulang-ulang di beberapa kali pertemuan. selain itu, adanya peserta kursus yang tiba-tiba mengalami kehilangan konsentrasi ditengah sesi belajar atau hanya bisa menerima pelajaran tidak lebih dari satu jam. untuk itu pengajar harus berusaha menyelipkan suatu pengalih perhatian agar focus perhatian anak dapat kembali kepada materi. Ada pula yang kesulitan berkomunikasi dua arah yaitu si anak yang terlalu pendiam dan cenderung pasif di kelas. Si anak kesulitan menyampaikan keinginannya dan hanya merespon ketika pengajar memberikan instruksi pembelajaran yang jelas. Dari beberapa contoh masalah kesulitan belajar pada anak tunanetra tersebut masuk dalam skala yang cukup ringan dan masih dapat ditangani dalam lingkup keluarga dan sekolah.

Untuk mensiasati masalah kesulitan belajar pada peserta kursus komputer bicara ini, para pengajar menerapkan beberapa metode belajar tertentu bagi setiap anak dengan masalah kesulitan yang berbeda. Seperti mengajarkan materi-materi yang memang disukai si anak bagi yang mempunyai masalah mudah kehilangan konsentrasi. Tujuannya adalah supaya anak yang telah kehilangan konsentrasi dapat kembali focus kepada materi kursus. Di sisi lain, Mengajak berkomunikasi dengan cara bercerita atau bercanda dapat membuat anak tidak terlalu tegang saat dikelas. cara berkomunikasi ini diperuntukkan bagi peserta kursus yang sulit berkomunikasi dua arah dengan tujuan agar perlahan dapat membuka diri kepada orang disekitarnya. Selain itu, memberikan review materi pertemuan yang sebelumnya dan menambahkan sedikit materi yang baru bagi anak yang kesulitan menyerap materi kursus. Dalam proses belajar mengajar dengan peserta kursus yang memiliki masalah kesulitan belajar komputer bicara ini, pengajar juga mempertimbangkan dari segi dkualitas materi dan kuantitas waktu yang diberikan. Hal ini berarti materi kursus yang diberikan adalah yang paling utama tanpa diselingi materi yang tidak terlalu sering digunakan dalam pengoperasian komputer bicara sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh materi utama ini akan dikemas dengan penyesuain dari tingkat penerimaan dan pemahaman si anak. Sedangkan untuk kuantitas waktu juga berarti diberikan keleluasaan waktu dengan target yang lebih lama dibanding peserta kursus yang tidak mempunyai masalah kesulitan belajar.

Pengajar berpendapat bahwa metode belajar yang dilaksanakan ini tidak hanya diharapkan mampu membantu masalah kesulitan belajar para peserta kursus melainkan juga menjadi sebuah pengembangan kapasitas diri bagi pengajarnya. Pengajar dituntut untuk terus menerus belajar dan mengembangkan metode mengajar yang kreatif untuk menyesuaikan peserta kursus yang diterima Mitra Netra. Disamping itu, peran orang tua sebagai orang yang paling dekat juga sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan si anak. hal ini disebabkan karena kesulitan belajar pada anak bisa jadi akibat kurangnya perhatian dan kebiasaan yang kurang baik dari lingkungan disekitarnya. Perhatian dari orang tua dapat menjadi sebuah filter yang baik bagi sikap dan perilaku anak di masa depannya kelak. *Juwita Maulida.

Leave Comment