sebuah standing mic di atas panggung

Dewasa ini, pilihan profesi bagi penyandang tunanetra semakin bervariasi. Jika sebelumnya tunanetra sering diidentikkan dengan profesi pemijat, kini ada sebagian dari mereka yang memiliki beragam profesi. Contohnya menjadi pengajar, aparatur sipil negara, operator telepon, penulis atau wartawan. Tentu saja, berbagai pilihan profesi tersebut tak lepas dari dukungan teknologi aksesibel yang membantu Sahabat Tunanetra dalam melaksanakan pekerjaannya.

Untuk meningkatkan daya jual dan lebih kompetitif di tengah masyarakat, tunanetra juga wajib mengembangkan potensi melalui berbagai pelatihan, baik soft skill maupun hard skill. Salah satu skill yang bermanfaat dalam mendukung karier seseorang ialah keterampilan berkomunikasi di depan umum atau lebih sering disebut public speaking. Dengan menguasai skill berkomunikasi, ada beberapa profesi yang sangat mungkin digeluti oleh Sahabat Tunanetra secara profesional. Apa saja ya? simak yang satu ini yuk!

Baca juga: Komunikasi Non Verbal, Perlukah Untuk Tunanetra?

1. Master of Ceremony atau Pembawa Acara

Menjadi seorang Master of Ceremony (MC) di sebuah acara, sepertinya sudah banyak dilakukan oleh Sahabat Tunanetra, baik secara profesional maupun amatir. Umumnya, tunanetra menjadi pembawa acara di berbagai kegiatan yang terkait kampanye isu disabilitas dari organisasi penyandang disabilitas yang sifatnya resmi atau lebih santai. Meski banyak acara yang membuka kesempatan penyandang tunanetra untuk menjadi MC, rupanya masih sedikit tunanetra yang benar-benar menekuni profesi ini.

Sahabat Tunanetra sangat dianjurkan untuk mengikuti berbagai pelatihan public speaking jika ingin menjadi seorang MC proffesional. Mengapa? Menjadi seorang pembawa acara sesungguhnya tak hanya memerlukan skill komunikasi yang baik, tapi juga memiliki wawasan yang luas serta mampu menyesuaikan penampilan, gestur tubuh dan ekspresi wajah. Hal ini tentu bisa didapatkan pada materi pelatihan publicc speaking. Selain itu, pada pelatihan-pelatihan tersebut, tunanetra akan lebih banyak praktik langsung dan diajarkan bagaimana perbedaan cara bicara ketika membawakan acara formal, semi formal hingga casual. Nah, tentunya Sahabat Tunanetra akan bisa menggeluti pekerjaan sebagai MC secara profesional, setelah mendapatkan pelatihan dan menguasai keterampilan public speaking dengan baik, kan!

Baca juga: Taufik Zulfikri: Raih Segudang Pengalaman dengan Aktif Berkomunitas

2. Broadcaster atau Penyiar Radio

Ternyata Sahabat Tunanetra tak Cuma hobi mendengarkan radio, lho! Mereka juga bisa menggeluti profesi sebagai penyiar radio. Mirip dengan tugas pembawa acara, seorang broadcaster harus memiliki kamampuan berkomunikasi dengan baik. Tugas penyiar radio adalah membawakan program acara di radio, menyampaikan informasi tertentu serta berinteraksi, baik dengan para pendengar maupun narasumber yang diwawancarai. Karena radio merupakan media massa elektronik yang disiarkan dalam bentuk audio, maka peran penyiar dalam berkomunikasi akan menjadi daya tarik untuk para pendengar radio.

Di beberapa kota besar, seperti Jakarta, Semarang atau Bali, Sahabat Tunanetra cukup familiar dengan profesi penyiar radio, khususnya format radio streaming. Biasanya mereka tergabung dalam komunitas atau kelompok kecil dalam menjalankan program siaran radio tersebut. Oleh karenanya, seorang tunanetra harus “akrab” dengan teknologi komputer bicara atau ponsel pintar yang dilengkapi perangkat lunak pembaca layar dalam mendukung aktivitasnya sebagai penyiar. Meski banyak Sahabat Tunanetra yang aktif menjadi penyiar dalam lingkup dunia tunanetra, tapi yang benar-benar menekuni profesi sebagai penyiar radio profesional masih sangat jarang. Walau belum banyak, bukan berarti tunanetra tidak bisa menekuni profesi penyiar radio, lho! Minat untuk mencoba?

3. Youtuber

Beberapa tahun terakhir, profesi youtuber cukup diminati para generasi muda. Sahabat Tunanetra pun sepertinya tak ingin ketinggalan. Terdapat beberapa channel Youtube yang dikelola oleh Sahabat Tunanetra. content video mereka cukup beragam, mulai dari cerita tentang kehidupan tunanetra, membahas teknologi yang mendukung aktivitas sehari-hari, hingga topik tentang hobi dan minat mereka di berbagai bidang. Salah satu Sahabat Tunanetra yang menekuni profesi youtuber adalah Anastasia Ekachandra. Remaja tunanetra yang akrab disapa Nana ini mengaku telah membuat channel youtube sejak 2015, tapi baru konsisten membuat dan mengunggah video di Januari 2020. Tema content yang dibawwakan oleh Nana lebih banyak tentang tutorial teknologi pendukung bagi tunanetra.

gadis berusia 16 tahun ini memberikan beberapa saran bagi para youtuber tunanetra pemula yang baru akan memulai channel youtube-nya. Beberapa saran tersebut adalah memilih satu tema content yang spesifik dan sesuai minat,gunakan alat perekam video yang praktis, seperti ponsel pintar dan menguasai keterampilan editing sederhana. Selain itu, menurut Nana yang juga klien Mitra Netra ini, para youtuber sering lupa dan kurang sabar dalam mengelola channel youtube-nya, sehingga menjadi tidak konsisten. Hal ini lantaran mereka hanya berpikir tentang mendapatkan monotisasi dan penghasilan dari Youtube, tapi tidak memikirkan content yang informatif bagi penonton. Di sisi lain, menguasai skill komunikasi diperlukan oleh para youtuber. Tujuannya agar penyampaian informasi lebih menarik dan dapat dipahami.

“nanti kalau sudah konsisten dan penontonnya sudah banyak, youtuber bisa kok membuat content video yang lebih beragam, beli alat perekam yang lebih canggih dan meningkatkan skill editing dan komunikasinya”, ujar Nana yang saat ini channel-nya telah mendapatkan monotisasi dari Youtube.

Berikut adalah salah satu link video tutorial yang diambil dari channel Youtube Nana.

Tutorial Membuat Formulir dan Pertanyaan di Google Form Menggunakan Android by Anastasia Ekachandra

4. Komika atau Stand Up Comedian

Pernahkah mendengar nama seorang Komika tunanetra bernama Blindman Jack? Pemilik nama asli Jaka Ahmad ini telah menekuni dunia stand up comedy sejak beberapa tahun lalu. Dalam sebuah tulisannya yang bertajuk “Tunanetra menjadi Komik”, Jaka menguraikan pemikirannya tentang potensi besar tunanetra di bidang seni yang dapat menjadi lahan penghidupan selain menjadi musisi. Pekerjaan yang dimaksud adalah menjadi stand up comediyan atau komika. Jaka mendefinisikan stand up comedy merupakan salah satu genre profesi melawak / melucu yang pelawaknya membawakan lawakan di atas panggung seorang diri, biasanya di depan penonton langsung, dengan cara bermonolog mengenai topik tertentu.

“untuk bisa melakukan stand up comedy dengan baik, seorang komik harus dapat mengutarakan keresahan, memotret kehidupan sosial masyarakat dan menyuguhkannya dengan konsep jenaka, berdasarkan  pengamatan atau pengalaman pribadi yang membuatnya resah. maka dari itu stand up comedy juga disebut sebagai komedi cerdas, yang sangat berbeda dengan lawak pada umumnya”, demikian yang ditulis oleh Jaka.

Menurut Jaka yang pernah menempuh pendidikan pasca sarjana di Flinders University of Adelaide ini, menulis materi merupakan kemampuan dasar yang wajib dimiliki oleh para komika, karena materi tersebut yang akan menjadi senjata utama di atas panggung. Penulisan materi ini didasarkan dari opini dan pengalaman pribadi tunanetra yang kemudian disuguhkan dalam jokes atau komedi yang berkualitas. Di samping menguasai kemampuan menulis materi stand up comedy, kemampuan berkomunikasi pun turut mendukung seseorang dalam menjalani profesi ini. Bagaimana tidak? Seorang komika juga membutuhkan keberanian, spontanitas dan kecerdasan dalam menyampaikan materi kepada penonton, kan! Maka dari itu, menguasai skill komunikasi berbicara di depan umum dapat menjadi tambahan amunisi jika Sahabat Tunanetra berminat untuk menjadi seorang komika.

Baca juga: Wujudkan Masyarakat Inklusif dengan Membuka Ruang Dialog bersama Mitra Netra dan Film Sejauh Kumelangkah

Nah, itu dia beberapa profesi yang dapat digeluti oleh Sahabat Tunanetra jika menguasai skill komunikasi dengan baik. Profesi yang mana nih yang lebih kamu minati?

*Juwita Maulida

 

Leave Comment