Menyadari pentingnya parent support atau dukungan orang tua kepada putra-putri tunanetranya, maka Yayasan Mitra Netra sebagai lembaga pendampingan untuk tunanetra mempunyai gagasan tentang bagaimana orang tua dapat memberikan dukungan yang tepat bagi putra-putrinya yang tunanetra dari sejak usia dini atau yang mengalami kehilangan penglihatan di usia dewasa.

Menurut Yani Matondang, Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan Yayasan Mitra Netra, dukungan orang tua yang tepat bagi putra-putri tunanetranya adalah dengan memberikan motivasi yang positif dan tidak berlebihan. motivasi yang positif adalah dengan memberikan motivasi atau semangat untuk selalu percaya diri dalam meraih cita-cita yang sesuai dengan kemampuan si anak. sedangkan Tidak berlebihan adalah tidak terus menerus memberikan fasilitas dan bantuan yang berlebihan sementara si anak dapat melakukan banyak hal tanpa terus menerus dibantu, sehingga mengakibatkan si anak menjadi bergantung pada orang lain.

Untuk memberikan gambaran yang sebenar-benarnya kepada orang tua yang seharusnya mendukung penuh sang anak, maka tidaklah cukup hanya melalui teori dan kata-kata. akan lebih baik jika orang tua juga merasakan apa yang dirasakan sang putra-putri dalam keterbatasan penglihatan, sehingga memunculkan rasa empati pada diri orang tua. Gambaran tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masing-masing orang tua akan apa yang dibutuhkan oleh putra-putrinya.

Pada kegiatan outing class Mitra Netra yang diselenggarakan tanggal 17 Oktober 2015, dengan tema “bersama membangun keceriaan dan kebermaknaan hidup anak tunanetra” , anak-anak tunanetra yang dalam lingkup pendampingan Mitra Netra diajak belajar sambil bermain di Kebun Raya Bogor. Disana anak-anak mendapatkan pengalaman berharga yaitu belajar dari dekat dan langsung dialam terbuka. sebagai bentuk dukungan penuh, orang tua juga turut serta mendampingi putra-putrinya selama kegiatan berlangsung.

selain anak-anak tunanetra yang mendapatkan pengalaman berharga langsung dari alam,orang tua Juga mendapatkan penglaman khusus yang sangat bermakna. Pengalaman khusus tersebut direpresentasikan dalam kegiatan orientasi mobilitas. Orientasi mobilitas atau biasa disebut OM merupakan ketrampilan dasar untuk tunanetra berjalan atau bergerak sambil mengenal daerah disekitarnya menggunakan bantuan tongkat. Tentu saja dalam hal ini, para orang tua yang bukan tunanetra melaksanakan OM dengan blind vold (penutup mata) menutupi indera penglihatannya.

Dengan praktik OM inilah Mitra Netra bermaksud menanamkan di benak setiap orang tua bahwa situasi dan kondisi seperti itulah yang setiap hari dijalani putra-putri tunanetra mereka. Berangkat dari hal tersebut, diharapkan orang tua akan menumbuhkan rasa empati, serta memahami dukungan seperti apa yang tepat diberikan bagi sang anak hingga dewasa.

Selain itu, Mitra Netra juga merealisasikan gagasan dalam rangka tindak lanjut dari kegiatan outing class ini. Sebuah wadah bernama parent support group dibentuk dengan tujuan mengumpulkan para orang tua yang memiliki komitmen terhadap tumbuh kembang putra-putri tunanetra mereka. Selain itu, wadah ini juga merupakan sarana untuk berbagi atau bertukar pengalaman tentang pola asuh anak tunanetra serta memunculkan ide-ide baru untuk menghadapi segala tantangan tentang orang tua dan putra-putri mereka. Dalam wadah parrent support group ini, Mitra Netra bertindak sebagai fasilitator yang seiap menjembatani dan mempererat hubungan antara orang tua dan sang anak. dengan demikian diharapkan bahwa suatu saat sang anak tunanetra mampu menggapai masa depan yang lebih baik lagi dengan dukungan dan perhatian dari orang tua. *Juwita Maulida

Leave Comment