Ibu menggandeng anak perempuan di pinggir pantai dengan background matahari terbenam

Kondisi kehilangan penglihatan dapat dialami oleh siapa pun dan kapan pun. Jika kondisi ketunanetraan dialami oleh ayah atau bunda yang memiliki anak non tunanetra, tentu saja diperlukan cara tersendiri untuk menjelaskannya, terlebih kepada anak balita dan usia sekolah yang masih memiliki cara pandang sederhana tentang kehidupan.

Nah, pada artikel kali ini, ayah bunda dapat mengetahui trik menyampaikan kondisi ketunanetraan kepada anak non tunanetra. Tenang, trik berikut ini tidak sulit kok untuk dipraktikkan. Dengan cara penyampaian yang tepat, diharapkan mereka akan lebih mudah memahami kondisi ketunanetraan yang dialami ayah atau bunda. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

Baca juga: Merawat Luka Bersama Mitra Netra

 

1.      Sampaikan dengan bahasa sederhana

Pola pikir anak akan terus berkembang seiring dengan pertambahan usia. Pada setiap fase perkembangan, anak akan belajar hal baru dan memahami sesuatu dengan cara yang sederhana sesuai usia mereka. Terlebih, anak merupakan sosok yang memiliki rasa ingin tahu tinggi terhadap hal baru yang dilihat atau dirasakannya. Orang tua sepatutnya menyesuaikan cara penyampaian informasi dengan lebih sederhana demi memuaskan rasa ingin tahu anak yang tinggi. Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan dekat dengan dunia anak untuk menghindari kebingungan pada diri mereka.

Ketika menyampaikan kondisi ketunanetraan, ayah bunda tak perlu memberikan uraian yang rumit dan kompleks, seperti halnya diagnosa medis, penyebab ketunanetraan, dll. Ayah bunda dapat menjelaskan kondisi ketunanetraan dengan hal sederhana di sekeliling anak. Misalnya, jelaskan kondisi ketunanetraan dengan analogi peristiwa alam, yaitu pergantian siang dan malam. Selain itu, ayah bunda juga dapat menjelaskan makna terang dan gelap dengan membuka dan menutup mata anak.

Baca juga: Dear Ibu Tunanetra, Optimalkan Pengasuhan Anak dengan 3 Hal Ini, yuk!

 

2.      Bangun Pemahaman Anak Melalui Permainan Bersama

Meski telah dijelaskan dengan bahasa sederhana, tak menutup kemungkinan anak masih akan bertanya tentang kondisi ketunanetraan yang dialami oleh ayah bunda. Bukan berarti anak belum memahami penjelasan yang sudah diberikan, namun , kepala anak akan terus diisi oleh pertanyaan baru terkait hal yang menarik perhatiannya.

Jika demikian, ayah bunda dapat mengajak anak melakukan permainan sederhana. Bermain di dalam ruang gelap misalnya, bisa dilakukan agar anak lebih memahami kondisi ketunanetraan ayah bunda.

Permainan dapat dilakukan di kamar anak dengan pintu tertutup dan lampu dimatikan. Pastikan ruangan aman dari benda-benda yang dapat membahayakan, ya. Lalu, ayah bunda dapat mengajak anak menelusuri ruangan gelap dengan perlahan dan minta anak menebak barang yang disentuhnya.

Sambil bermain, ceritakanlah kondisi penglihatan yang dialami oleh ayah bunda. Dengan permainan sederhana ini, anak diharapkan dapat lebih memahami kondisi ketunanetraan ayah bunda. Musababnya, permainan ini melibatkan banyak indra pada tubuh anak, sehingga memungkinkan mereka mengeksplorasi informasi dengan lebih mendetail.

Baca juga: Ayah Bunda, Dampingi Anak Tunanetra Belajar Matematika dengan 4 Alat Ini, yuk!

 

3.      Sampaikan Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Anak Lakukan Saat Berinteraksi dengan Ayah Bunda

Setelah anak lebih memahami kondisi ketunanetraan yang dialami oleh ayah bunda, saatnya melibatkan mereka untuk menjadi anggota keluarga yang  bersikap mendukung.  Caranya, beritahukan tentang hal apa saja yang sebaiknya dilakukan dan dihindari saat mereka beraktivitas di sekitar Ayah Bunda.

Beri tahu anak agar lebih teratur dalam meletakkan barang sesuai tempatnya. Misalnya, melatih anak untuk merapikan mainan setelah digunakan agar tidak terinjak oleh ayah bunda. Selain itu, beri tahu anak agar bermain di area yang aman alih-alih pada tempat yang sering digunakan untuk berlalu Lalang oleh anggota keluarga lain. Tujuannya agar ayah bunda tidak terantuk oleh anak yang sedang bermain.

Dengan melatih mereka melakukan hal sederhana tersebut, kelak mereka akan menjadi anak yang  bersikap mendukung  bagi orang tua tunanetra, baik di lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat.

Baca juga: 3 Keterampilan Dasar yang Wajib Diajarkan pada Anak Tunanetra

 

Nah, itulah 3 trik untuk menyampaikan kondisi ketunanetraan orang tua pada anak non tunanetra. Esensi utama yang harus dipahami orang tua adalah bahwa anak mempunyai cara unik ketika menghadapi transisi dan perubahan di lingkungan sekitarnya. Anak tak serta merta memahami hal baru yang terjadi, sehingga butuh kesabaran tak terbatas untuk memberi pemahaman kepada anak dengan cara yang unik pula. Apakah ayah bunda sudah siap mempraktikkan trik di atas? Selamat mencoba dan semoga berhasil, ya!

*Rifka Aprilia

Editor: Hadianti Ramadhani

Leave Comment