Klien anak tunanetra meminjam buku di perpustakaan Mitra Netra

Sebagai lembaga pengembang dan penyedia layanan untuk penyandang tunanetra, Yayasan Mitra Netra selalu mendapatkan kunjungan dari keluarga atau kerabat seseorang yang mengalami ketunanetraan. Bahkan tak jarang, Sahabat Tunanetra sendiri yang datang mengunjungi kantor Mitra Netra di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Pada dasarnya, tujuan dari kedatangan mereka ke Mitra Netra adalah keinginan untuk mengatasi berbagai dampak yang terjadi karena ketunanetraan yang dialami oleh diri sendiri atau anggota keluarganya.

Yayasan Mitra Netra senantiasa mempersiapkan diri untuk “menyambut” keluarga dan Sahabat Tunanetra yang membutuhkan saran dan dukungan dalam mengatasi masa-masa awal ketunanetraan mereka. Nah, seperti apa ya bentuk dukungan yang diberikan Mitra Netra ketika Sahabat Tunanetra dan keluarganya pertama kali datang ke kantornya? Simak yang berikut ini yuk!

Baca juga: Hermanto, Temukan Kembali Semangat Hidup di Yayasan Mitra Netra

Menerima dan Memberikan Informasi

Saat pertama kali datang ke Mitra Netra, umumnya Sahabat Tunanetra dan keluarganya berada dalam kondisi bingung, sedih, tidak memiliki harapan dan sebagainya. Penerimaan yang baik sangat diperlukan untuk mengurangi berbagai kondisi perasaan tersebut. Salah seorang staf Mitra Netra akan menemui Sahabat Tunanetra dan keluarganya untuk selanjutnya memberikan wawasan secara umum tentang tunanetra beserta informasi yang dibutuhkan. Untuk mendapatkan layanan dengan maksimal, sangat dianjurkan untuk membuat janji pertemuan terlebih dahulu. Dengan demikian, waktu pertemuan dapat terkonfirmasi dengan baik oleh pihak Mitra Netra.

Mengajak Berkeliling Mitra netra

Setelah memastikan Sahabat Tunanetra dan keluarga cukup mendapatkan informasi yang dibutuhkan, staf Mitra Netra akan mengajak mereka untuk berkeliling di area kantor Mitra Netra.

Dalam kegiatan berkeliling ini Sahabat Tunanetra akan ditunjukkan berbagai layanan yang tersedia di Mitra Netra. misalnya saat diajak mengunjungi perpustakaan Mitra Netra, Sahabat Tunanetra dan keluarganya akan dijelaskan bagaimana mendaftar menjadi anggota perpustakaan, jenis buku seperti apa yang dapat diakses oleh tunanetra dan prosedur peminjamannya. selanjutnya, mereka akan diajak ke Visi Inklusi, sebuah unit usaha Mitra Netra yang menjual alat-alat bantu tunanetra. di sana staf akan memperlihatkan berbagai alat bantu tunanetra, seperti tongkat putih, alat tulis tunanetra, jam tangan bicara hingga magnifier khusus untuk penyandang low vision. Kemudian staf Mitra Netra juga akan menunjukkan ruangan kursus komputer bicara, studio musik dan ruang pendampingan belajar lainnya.

Sambil berkeliling ke ruangan-ruangan tersebut, mereka juga akan diperkenalkan pada Sahabat Tunanetra lain yang sedang beraktivitas di Mitra Netra. Tujuannya, agar dapat memunculkan harapan bagi Sahabat Tunanetra tersebut, bahwa ada tunanetra-tunanetra lain yang telah berhasil melewati dampak psikologis akibat kehilangan penglihatannya.

Baca juga: Ini Dia! 4 Alat Bantu untuk Keseharian Penyandang Low Vision

Menjadi Pendengar yang Baik

Masih banyak dari Sahabat Tunanetra dan keluarga yang memiliki keraguan meski telah mendengar berbagai penjelasan dan layanan Mitra Netra yang dapat membuat tunanetra lebih mandiri. Beragam alasan menjadi latar belakang keraguan dan kekhawatiran tersebut. Pada fase inilah praktik konseling mulai diterapkan. Tidak semua Sahabat Tunanetra membutuhkan tahapan ini, mengingat keadaan psikologis setiap tunanetra berbeda-beda saat tiba di Mitra Netra.

Beberapa staf Mitra Netra ditunjuk khusus untuk mengakomodasi hal ini. Mereka akan berperan menjadi seorang pendengar bagi curahan hati Sahabat Tunanetra dan keluarganya jika diperlukan. Nah, pada saat tunanetra mencurahkan segala pikiran, unek-unek dan perasaannya, staf Mitra Netra sangat dianjurkan untuk menjadi pendengar yang baik.

Menurut Ketua Pengurus Yayasan Mitra Netra, Bambang Basuki, menjadi pendengar yang baik adalah ketika kita hanya mendengarkan. Tidak menyela, tidak menasihati dan mengarahkan seseorang ke tindakan yang kita anggap baik atau tidak melakukan tindakan yang kita anggap salah. Staf hanya diharapkan untuk menjadi pendengar dan dapat menggali dengan pertanyaan yang tidak bersifat menghakimi.  Hal ini diharapkan bisa mengeluarkan emosi negatif dalam diri Sahabat Tunanetra dan memunculkan penerimaan berkaitan dengan kondisi ketunanetraannya.

Memberikan Saran dan Gambaran

Pada saat Sahabat Tunanetra dan keluarga telah merasa pasti dan ingin mengambil keputusan, maka Mitra Netra berperan untuk memberikan saran dan gambaran bagi mereka. Gambaran yang dimaksud, di antaranya seperti seberapa penting orientasi mobilitas untuk kemandirian dan keamanan Sahabat Tunanetra atau gambaran mengenai bagaimana penguasaan teknologi seperti komputer bicara dan internet dapat mendukung seorang tunanetra menempuh pendidikan dan bekerja.

Mitra Netra akan memberikan berbagai gambaran yang ingin diketahui oleh Sahabat Tunanetra dan keluarga, tanpa adanya dorongan untuk mengarahkan ke tujuan tertentu. Hal ini bertujuan agar setiap keputusan atau tindakan yang dijalankan kembali disesuaikan dengan kondisi tunanetra dan keluarga yang berbeda satu dengan lainnya. Mitra Netra selalu berupaya untuk memberikan saran terbaik yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi  setiap Sahabat Tunanetra.

Baca juga: 5 Tips Mengajarkan Kemandirian pada Anak tunanetra

Nah, itulah beberapa bentuk dukungan yang diterima Sahabat Tunanetra dan keluarganya saat pertama kali datang ke Mitra Netra. Untuk menjadi perhatian, membuat janji pertemuan terlebih dahulu merupakan hal yang cukup penting. Tujuannya agar hari dan waktu kunjungan Sahabat Tunanetra dapat disesuaikan dengan jadwal kegiatan kantor Mitra Netra. Untuk itu jangan ragu untuk menghubungi kantor Yayasan Mitra Netra ya! Telp. 021-7651386

*Juwita Maulida

Leave Comment