seorang ibu mencium pipi bayinya

Ketika seseorang telah menjadi ibu, segala hal yang terbaik akan dicurahkan pada sang buah hati, termasuk tentang hal pengasuhan. Peran tersebut tentunya akan dijalankan oleh sang ibu dalam kondisi apapun, tak terkecuali oleh ibu yang memiliki keterbatasan penglihatan. Tapi, bagaimana seorang ibu tunanetra bisa merawat anaknya sendiri? Umumnya banyak orang berpendapat bahwa “mengasuh anak” erat kaitannya dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat visual, seperti memandikan anak, menggunting kuku, menyuapi makan, mengawasi anak ketika sedang bermain, hingga mengantarkan anak ke sekolah. Akan tetapi, makna dari “pengasuhan anak” sesungguhnya tidaklah sesederhana itu.

Sri Lestari dalam bukunya yang berjudul Psikologi Keluarga menyebutkan bahwa pengasuhan anak tidaklah sekedar berkaitan dengan aspek fisik, namun juga melibatkan pendidikan anak, memberikan perhatian kepada mereka, dan membekalinya dengan keterampilan. Hal tersebut dapat disingkat dengan konsep “Asah, Asih, dan Asuh”. Agar bunda dapat lebih memahami konsep tersebut, ayo simak uraian selengkapnya berikut!

 

1.      Mengasah Kemampuan Anak (Asah)

Yang dimaksud dengan asah adalah seorang ibu mempunyai peran untuk mengembangkan kemampuan anaknya. Contoh dari tindakan mengasah kemampuan anak, yakni memberikan stimulus sederhana yang tentu saja mampu dilakukan seorang ibu tunanetra. Seperti mengajak ngobrol saat si kecil belajar berbicara, memutarkan lagu,  mendongeng ketika anak akan tidur, serta memilihkan mainan yang tepat sesuai dengan tumbuh kembangnya. Selain contoh tersebut, masih banyak kegiatan edukatif lainnya yang dapat diberikan pada si kecil, lho! Bunda juga dapat meminta rekomendasi pilihan kegiatan edukatif dari ibu tunanetra lainnya yang memiliki pengalaman serupa.

Baca juga : Vina Triyas Nordiantika, , Buktikan Perempuan Tunanetra Mampu Jalani Peran sebagai Istri dan Ibu

 

2.      Memberikan Kasih Sayang kepada Anak (Asih)

Inilah bagian dari pengasuhan anak yang mungkin tidak akan pernah bisa digantikan oleh orang lain. Kasih sayang tulus dari seorang ibu ternyata merupakan salah satu hal penting bagi tumbuh kembang seorang anak. Bagaimana seorang anak tumbuh menjadi sosok berpembawaan keras atau lembut, pasti tak lepas dari bagaimana orang tua mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada sang anak semasa kecil. Contohnya, memeluk dan menggendong anak ketika sedang menangis, membelai kepala dan mengecup kening mereka sebelum tidur, mendengarkan anak ketika sedang bercerita, atau mendekap anak ketika merasa ketakutan. Nah, memberikan kasih sayang ini tentunya bisa dilakukan oleh orangtuan manapun, baik itu tunanetra maupun non-tunanetra, kan!

Baca juga: 5 Tips Mengajarkan Kemandirian pada Anak Tunanetra

 

3.      Mengasuh atau Membantu anak dalam Mengurus Dirinya (Asuh)

Orangtua merupakan keluarga terdekat yang akan mengasuh si kecil sebelum ia benar-benar mandiri. Inilah bagian dari pengasuhan anak yang selama ini masih menjadi pertanyaan besar dan seringkali diragukan oleh masyarakat. Apakah seorang ibu tunanetra mampu mengasuh atau merawat buah hatinya dengan baik? Jawabannya adalah “tentu saja mampu”. Dalam beberapa kondisi tertentu, mungkin ibu tunanetra memerlukan bantuan dalam tindakan pengasuhan anaknya. Akan tetapi, ada beberapa tips yang dapat dipraktikkan ibu tunanetra dalam mengoptimalkan perannya saat merawat si kecil, seperti halnya pada poin-poin di bawah ini!

·         Mengoptimalkan Keempat Indra yang Lain

Contohnya ketika sedang memandikan anak, ibu tunanetra dapat menggunakan indra perabaannya untuk merasakan banyaknya air dan sabun yang digunakan. Manfaatkan juga kursi mandi untuk mempermudah bunda memandikan si kecil yang berusia di bawah 1 tahun, ya! Ibu tunanetra juga bisa menggunakan indera pendengarannya untuk melakukan pengawasan saat anak bermain. Selain itu, indera perasa dan penciuman juga dapat bermanfaat ketika ibu tunanetra menyiapkan makanan sang buah hati.

·         Membatasi Ruang Gerak Anak.

Tips ini dapat bunda praktikkan ketika terpaksa seorang diri mengawasi si kecil bermain dalam ruangan. Misalnya saja, bunda dapat menutup semua akses yang mengarah keluar atau ke ruangan lain. Di samping itu, selalu ingat untuk menyingkirkan barang-barang yang sekiranya dapat membahayakan anak ketika bermain, sehingga bunda dapat dengan mudah mengawasinya. Tips ini mungkin lebih tepat digunakan ketika si kecil masih berusia dibawah 2 tahun.

·         Mengajarkan Kemandirian kepada Anak Sejak Dini

Mulailah mengajarkan kepada anak tentang kemandirian dari hal-hal yang sederhana, seperti mengajarkan anak untuk duduk di meja makan dan menggunakan sendok sendiri saat makan. Mengajarkan secara bertahap cara minum menggunakan dot hingga gelas. Selain itu, ibu tunanetra juga dapat mengajarkan pada si kecil cara mandi dan berpakaian, merapikan sendiri mainan dan barang-barangnya usai igunakan, serta membersihkan tumpahan makanan atau minumannya.

·         Tanamkan Pengertian Saat Si Kecil Telah Siap

Ketika si kecil dirasa telah cukup umur untuk diberikan pengertian, maka bunda dapat memberitahukan tentang bagaimana kondisi penglihatan atau konsep tunanetra padanya. Saat anak telah memahami sepenuhnya tentang kondisi ketunanetraan ibunya, tentunya hal ini juga akan lebih memudahkan dalam pengasuhannya. Bahkan, bisa jadi anak justru bisa membantu ibu tunanetra dalam hal-hal tertentu. Misalnya, mengambil barang yang tercecer atau memberitahukan jika ada benda atau rintangan yang menghalangi saat berjalan.

Baca juga: Ariyani Sri Ramadhani, Perempuan Tunanetra yang Jadi Manfaat Lewat Sejuta Peran

 

Nah, itulah beberapa tips yang dapat ibu tunanetra praktikkan untuk mengasuh dan merawat anak! Kira-kira bunda punya tips yang lain dalam pengasuhan si kecil? Sharing di kolom komentar, ya!

 

*Rosa Mery, Kontributor Jakarta

Editor: Juwita Maulida

Leave Comment